Recent Posts

Berbagi Ide dan Gagasan Untuk Menginspirasi Anak Negeri

Kamis, 18 Juli 2024

Belajar Menulis Uncle Den

Himpunan Mahasiswa Ekonomi Syariah Unpam Gelar Gerakan Literasi Pelatihan Menulis Reportase dan Opini

 

Deni Darmawan seusai mengisi pelatihan Gerliks 2024 (dokpri)

Himpunan mahasiswa Ekonomi Syariah (Hima Eksyar) menggelar kegiatan Gerakan Literasi Ekonomi Syariah Unpam (Gerliks) dengan judul Cara Gampang Menulis Reportase dan Artikel Opini di Gedung Viktor Kampus 2 Lantai 5 Ruang 510 pada Selasa (26/9/2023) dan Selasa (3-10-17/10/2023). Pelatihan digelar selama 4x pertemuan. Dengan adanya Gerliks diharapkan mahasiswa dapat meningkat kemampuan menulisnya.


Menurut Deni, ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang tidak menulis. “Biasanya, seseorang tidak mau menulis karena hambatan psikologis. Diantaranya,  merasa tidak berbakat dan terampil. Merasa malu, tidak berani, dan kebangetan malas,” ujar Deni yang menjadi narasumber tunggal dalam kegiatan Gerliks Unpam.


Deni melanjutkan, selain hambatan psikologis, ada juga hambatan lain. “Merasa bingung mau menulis apa, merasa tidak ada ide dan gagasan, merasa sibuk tidak ada waktu, tidak mengetahui ragam dan model bahasa dan tidak memahami tujuan menulis,” ungkap Deni yang juga koordinator Website LKK-UNPAM.


Deni melanjutkan, bahwa menulis itu gampang, yang sulit itu jika belum mau memulai dan berani menulis. “Yang sulit itu belum berani mulai menulis dan belum keluar dari zona aman. Melawan rasa malas untuk bergerak menghadapi perubahan,” ujarnya.


Menurut Deni, menulis itu gampang, jika dimulai dari apa yang disukai, dikuasai dan diketahui. “Untuk awal, cobalah untuk menulis hal-hal ringan yang pernah dialami atau dikuasai dan diketahui. Menulis tentang pengalaman dari sebuah perjalanan atau kisah-kisah yang pernah kita temui,” ungkap Deni yang sudah menulis reportase kegiatan keagamaan di Unpam.



Deni Darmawan saat menyampaikan pelatihan Gerliks (dokpri)


Selanjutnya, Deni memberikan cara gampang menulis reportase. “Menulis reportase itu seperti memberikan informasi kepada khalayak. Namun, reportase mempunyai struktur tulisannya tersendiri. Pertama, membuat judul. Kedua, lead di paragraf pertama yang mengandung 5W plus 1H. Who (siapa), what (apa), when (kapan), where (dimana), why (kenapa) dan how (bagaimana),” ungkapnya.


“Ke-tiga, menulis badan berita dengan mengembangkan unsur (how). Ke-empat, penutup. Informasi yang berisi sesuatu yang tidak penting,” lanjut Deni yang menulis judul buku Menulis itu Gampang.


Menulis reportase juga dengan format piramida terbalik. “setelah judul, informasi di awal paragraf sangat penting. Di badan berita, informasi yang penting. Terakhir, informasi tidak penting,” lanjutnya.

Ada beberapa manfaat menulis reportase. “Kita hidup di era digital. Informasi yang begitu banyak akan membanjiri media sosial kita. Manusia selalu kepo untuk membutuhkan beragam informasi. Dengan belajar menulis reportase, maka kita akan menyajikan berita yang enak dibaca sesuai kaidah jurnalistik,” ujarnya.


Sedangkan cara gampang menulis artikel opini harus dibuat kerangka tulisan. “Setelah menetukan topik dan judul, maka buatlah kerangka tulisan meliputi judul yang menarik. Lead berada di awal paragraf yang berisi ide dan gagasan utama penulis. Badan artikel penjelasan dan pengembangan ide dan gagasan. Terakhir, penutup yang berisi kesimpulan ide dan gagasan, motivasi dan harapan,”ujar Deni yang menulis buku Menulis itu Gampang dan Kreativitas Menulis Kaum Rebahan.


Kegiatan Gerliks juga dihadiri oleh Kaprodi Dr. Mukhoyyaroh dalam setiap sesi pelatihan dan mahasiswa Eskyar Unpam dengan penuh antusias. Keceriaan dan kebahagian terpancar dari wajah mahasiswa dengan senyum sumringah. Kegiatan semakin lengkap dengan foto bersama dan ramah tamah.


Kontirbutor : Deni Darmawan


Sumber artikel : www.melintas.id  silahkan klik disini

 

Read More

Minggu, 17 Desember 2023

Belajar Menulis Uncle Den

Generasi Z dan Globalisasi

 

Penulis : Anggelica Supradiningsih (Mhs Ilkom Unpam)

Penulis : Angelica Supradiningsih (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Univ. Pamulang)


KOMBIS.COM. Di era sekarang, banyak sekali budaya-budaya dari luar sana masuk sehingga masyarakat dunia bergantung satu sama lain. Selain itu, globalisasi tidak hanya membawa pengaruh besar tetapi keragaman budaya dan interaksi budaya pun semakin meningkat serta menimbulkan pencampuran ide, gaya hidup, dan kebiasaan hidup.


baca juga : Mahasiswa dan Kesehatan Mental 


Biasanya, yang sering kita temui, banyak budaya yang ke barat-baratan yang muncul di Indonesia. Generasi Z pun ikut andil dalam merayakan budaya barat seperti halloween, valentine day, dan night party, dan lainnya. Hal ini dilakoninnya agar tidak ingin ketinggalan zaman.

 

Namun, dalam ilmu teknologi dan informasi sangatlah cepat. Pengetahuan yang semakin maju dan berkembang sehingga meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan produktivitasnya. Singkatnya, produktivitas meningkat membuat pertumbuhan ekonomi juga meningkat.

 

Baca juga : Hilangnya Fungsi Pendidika Guru


Dimana kontribusi era globalisasi ini adalah pengasingan seseorang dari tradisinya, berkurangnya keunikan terhadap ciri khas budaya yang sudah ada sebelumnya. Oleh sebab itu, tidak semua berdampak negatif, di era globalisasi semua tergantung dari kita menerima kebudayaan tersebut serta menerapkannya.

 

Dalam hal ini, era globalisasi mempunyai dampak negatif terhadap pendidikan, seperti terkikisnya budaya lokal dan nasionalisme yang perlu dipahami dan diadaptasi untuk menghadapi perubahan. Di butuhkan beberapa upaya dalam pendidikan, agar kita dapat berinteraksi dan bekerja sama secara efektif di dunia yang terhubung secara global.


Baca juga: Makna Perpisahan Kelas 


Di sisi lain, perdagangan dan globalisasi saat ini mengalami kemajuan besar. Masyarakat global memiliki banyak pendorong dan faktor yang mendekatkan masyarakat, budaya, pasar, kepercayaan, dan aktivitasnya. Sebaliknya, perkembangan tersebut memiliki kesenjangan sosial terhadap masyarakat dimasa kini.

 

Menurut Giddens (1990:64) bahwa globalisasi adalah intensifikasi hubungan sosial dunia dimana kejadian di suatu negara akan saling berpengaruh terhadap Negara lainnya. Jadi, globalisasi menuntut suatu negara untuk membuka diri terhadap perkembangan dunia, terutama perkembangan ekonomi, agar dapat bersaing dan saling melengkapi. 

 

Baca juga : Literasi dan Numerasi


Karena itu, globalisasi juga identik dengan istilah desa global, dimana kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi membuat batas-batas negara seolah memudar atau bahkan hilang. Tidak hanya itu, batas negara disebut memudar karena kita dapat melakukan perjalanan ke negara mana pun dengan mudah menggunakan sarana transportasi modern.

 

Namun, saat ini kita sudah memiliki teknologi yang mudah didapat seperti smartphone yang terhubung ke internet, sehingga memudahkan kita untuk berkirim pesan atau bahkan ada fitur video call atau tatap muka langsung dalam hitungan detik. Ada juga dampak positif dan dampak negatif dari era globalisasi masa kini yaitu:

 

Dampak Positif Globalisasi

 

1. Perubahan Tata nilai dan sikap

Adanya globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional. 


2. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.


3.Tingkat kehidupan yang lebih baik

Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

 

Dampak Negatif Globalisasi

 

1. Pola hidup konsumtif

Perkembangan industri yang pesat di tengah globalisasi membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Ketersediaan ini dapat memicu masyarakat tertarik mengonsumsi barang dengan banyaknya pilihan.


2. Kesenjangan sosial

Arus globalisasi yang hanya diikuti oleh sebagian kecil individu di lingkungan masyarakat di satu sisi memperdalam jurang pemisah dan kesenjangan sosial jika tidak dijembatani sikap dan kepedulian sosial.


3. Perubahan pola pikir masyarakat

Perubahan dunia yang cepat mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat secara global dalam mengadaptasi pragmatisme, hedonisme, sikap primitif, dan konsumerisme.

 

Era globalisasi di masa kini dan gen Z harus bijaksana dalam mencerna atau menerima arus global dengan baik. Dan juga kita perlu mencari solusi inklusif dan berkelanjutan untuk mencapai kesetaraan ekonomi, melestarikan keanekaragaman budaya, dan melindungi lingkungan.

 

Maka, kita sendiri pun bisa menikmati perkembangan teknologi dan inovasi, akses terhadap informasi, pelayanan kesehatan di berbagai negara, serta memungkinkan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru bagi negara berkembang.


Editor : Deni Darmawan

Penulis : Angelica Supradiningsih (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Univ. Pamulang)

Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kombisindonesia.com

**)  Rubrik opini di KOMBIS Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 600 atau 700 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: belajarmenulisid@gmail.com

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Kombis.

**) Bagi penulis yang artikelnya sering diterbitkan akan mendapat merchandise Kombis.

 

 


Read More

Rabu, 22 November 2023

Belajar Menulis Uncle Den

Nilai-Nilai Islam dalam Perjuangan Kemerdekaan

 


kombisindonesia.Dalam merayakan kemerdekaan Republik Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa agama Islam memiliki peran penting dalam membangun bangsa dan mencapai kemerdekaan. Peran agama Islam ini bisa dilihat dari berbagai aspek, baik sejarah maupun nilai-nilai yang terkandung dalam agama tersebut

 

Agama Islam memiliki peran sentral dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Pada awal abad ke-20, banyak tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang berlatar belakang agama Islam terlibat aktif dalam perjuangan melawan penjajahan. Mereka mengambil peran sebagai pemimpin, pemikir, dan pelaku perjuangan melawan kolonialisme. Beberapa tokoh yang perlu disebutkan adalah Haji Agus Salim, HOS Cokroaminoto, KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy'ari, dan banyak lagi.


baca juga : Mencetak Generasi Berilmu

 

Pesantren, lembaga pendidikan Islam tradisional, memiliki peran besar dalam membentuk jiwa nasionalisme dan semangat perjuangan. Di pesantren, nilai-nilai seperti cinta tanah air, persatuan, kesetiaan pada pemimpin, dan semangat berjuang untuk kemerdekaan diajarkan secara intensif. Banyak pemimpin pergerakan nasional, termasuk Soekarno dan Mohammad Hatta, pernah belajar di pesantren dan mengambil inspirasi dari nilai-nilai yang ditanamkan di sana.

 

Para ulama atau pemimpin agama Islam juga berperan penting dalam menyebarkan semangat perjuangan kemerdekaan di masyarakat. Mereka mengajarkan pentingnya persatuan, mengingatkan masyarakat tentang pentingnya mencapai kemerdekaan, dan menyediakan dukungan moral bagi para pejuang seperti yang di firmankan Allah SWT di Surah Ali 'Imran ayat 103.

 

Artinya : "Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai..."

 

Gerakan-gerakan Islam juga turut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan, seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama


Baca juga : Wahyu Pertama Sebagai Dasar Literasi Baca-Tulis

 

Pada 17 Agustus 1945, Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Proklamasi kemerdekaan tersebut disusun oleh para pemimpin nasional Indonesia, termasuk Soekarno dan Mohammad Hatta, yang banyak terpengaruh oleh nilai-nilai Islam. Dalam piagam proklamasi, terdapat kata-kata yang mencerminkan semangat kesatuan, persatuan, dan keadilan, yang merupakan nilai-nilai yang dianut oleh agama Islam.

 

Dalam proklamasi tersebut, terdapat kalimat yang menyatakan "dengan berkekuatan penuh melaksanakan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa," mengandung pesan tentang pentingnya kesatuan dan persatuan dalam menghadapi tantangan untuk mencapai kemerdekaan. Semangat kesatuan ini sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya persaudaraan dan solidaritas antar sesama umat manusia tanpa memandang perbedaan ras, suku, atau agama. Seperti yang dijelaskan di dalam alquran Surah Al-Hujurat ayat 13

 

Artinya : Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti

 

Pentingnya keadilan sosial tercermin dalam bagian proklamasi yang menyebutkan tujuan negara untuk “Mendirikan suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum. Ajaran Islam mendorong keadilan sosial, menghilangkan kesenjangan ekonomi, dan memperjuangkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat


Baca juga : Bacalah Dengan Menyebut Nama Tuhanmu

 

Dalam proklamasi tersebut, terdapat juga kalimat yang menyatakan "Dengan kewajiban menjalankan shari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya," yang mencerminkan pengakuan atas kebebasan beragama dalam negara merdeka ini. Islam mengajarkan tentang pentingnya menghargai kemanusiaan dan menghormati hak asasi setiap individu tanpa diskriminasi berdasarkan agama atau keyakinan.

 

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, mencerminkan semangat toleransi dan nilai-nilai universal, termasuk nilai-nilai Islam. Salah satu sila dalam Pancasila adalah "Ketuhanan Yang Maha Esa," yang mengakui keberadaan Tuhan, termasuk bagi pemeluk agama Islam. Pancasila juga mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan yang sangat dianut oleh agama Islam dalam membangun bangsa.


Proklamasi tersebut bukanlah proklamasi negara Islam, tetapi lebih menggambarkan semangat persatuan dan semangat berjuang bagi keadilan dan kemerdekaan. Indonesia secara resmi adalah negara yang berdasarkan Pancasila sebagai dasar negara, mengakui keberagaman agama dan budaya sebagai identitas nasional.


Baca juga : Kombis Bagi-bagi Buku ke Ponpes Tazkiyah Insani

 

Bahwa sejarah peran agama Islam dalam membangun bangsa dan mencapai kemerdekaan bukan berarti Indonesia adalah negara Islam. Indonesia adalah negara dengan keberagaman agama dan budaya yang diakui dan dihargai oleh konstitusi. Peran Islam dalam sejarah Indonesia menunjukkan kontribusi agama dalam membentuk identitas bangsa, semangat perjuangan, dan nilai-nilai persatuan yang relevan hingga saat ini.


Penulis : Rofi Yunasmi, seorang Wiraswasta

Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kombisindonesia.com

**)  Rubrik opini di KOMBIS Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 600 atau 700 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: belajarmenulisid@gmail.com

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Kombis.

**) Bagi penulis yang artikelnya sering diterbitkan akan mendapat merchandise Kombis.







Read More

Selasa, 24 Oktober 2023

Belajar Menulis Uncle Den

Mahasiswa dan Kesehatan Mental

 

Agus Suryanto 


KOMBISINDONESIA.COM-Dalam masyarakat yang semakin kompetitif dan tuntutan yang semakin tinggi, mahasiswa sering merasa tertekan untuk mencapai kesuksesan akademik dan mencapai harapan yang ditetapkan oleh orang tua, keluarga, atau masyarakat sekitar.


Hal ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya. Selain itu, mahasiswa juga dihadapkan pada tuntutan sosial dan ekonomi yang berdampak pada kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Dalam situasi ini, penting bagi kita untuk memahami tantangan mental yang dihadapi oleh mahasiswa dan memberikan dukungan yang tepat.


Tantangan Mental yang dihadapi oleh Mahasiswa yaitu :


Stres Akademik

Tantangan utama yang dihadapi oleh mahasiswa adalah stres akademik yang disebabkan oleh beban kerja yang tinggi, tenggat waktu yang ketat, dan persaingan yang intens. Stres ini dapat berdampak negatif pada kualitas tidur, pola makan, dan kesehatan fisik secara keseluruhan.


Kecemasan dan Depresi

Mahasiswa sering mengalami kecemasan dan depresi sebagai akibat dari tekanan akademik, masalah keuangan, adaptasi dengan lingkungan baru, atau tekanan sosial. Kondisi ini dapat mengganggu konsentrasi, motivasi, dan kinerja akademik mereka.


Kesepian dan Isolasi

Beberapa mahasiswa dapat merasa kesepian atau terisolasi ketika mereka menjalani studi jauh dari keluarga dan teman-teman lama. Kurangnya dukungan sosial dan perasaan tidak termasuk dalam lingkungan baru dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental.


Nah, bagaimana mengatasi tantangan mental, yuk disimak penjelasannya


Pendidikan dan Kesadaran

Perguruan tinggi dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental dan memberikan edukasi kepada mahasiswa tentang bagaimana mengatasi stres, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya. Program-program ini dapat membantu mahasiswa mengenali tanda-tanda dan gejala awal serta mencari bantuan jika diperlukan.


Peningkatan Kesadaran Sosial

Masyarakat juga perlu meningkatkan kesadaran tentang tantangan mental yang dihadapi oleh mahasiswa. Dukungan dari keluarga, teman dan rekan studi dapat membantu mengurangi stigma yang terkait dengan masalah kesehatan mental dan menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung.


Fasilitas Dukungan

Universitas dan perguruan tinggi harus menyediakan fasilitas dukungan seperti konseling psikologis dan kelompok dukungan bagi mahasiswa. Dengan adanya fasilitas ini, mahasiswa dapat dengan mudah mengakses bantuan profesional dan berbagi pengalaman dengan sesama mahasiswa.


Perencanaan Waktu dan Keseimbangan

Mahasiswa perlu belajar untuk mengatur waktu dengan bijaksana dan meciptakan keseimbangan antara tuntutan akademik, kehidupan soail, dan kegiatan rekreasi. Mengatur jadwal yang efektif dan menghindari kelelahan dapat membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.


Kesehatan mental merupakan aspek penting dalam perjalanan pendidikan mahasiswa. Dalam menghadapi tekanan akademik dan tuntutan sosial, mahasiswa sering kali rentan terhadap masalah kesehatan mental. Oleh karena itu, penting bagi perguruan tinggi, masyarakat, dan individu untuk bekerja sama dalam meningkatkan kesadaran dan memberikan dukungan yang diperlukan bagi mahasiswa. Dengan adanya perhatian dan upaya bersama, kita dapat membantu mahasiswa mengatasi tantangan mental dan mencapai kesejahteraan yang lebih baik.


Editor : Deni Darmawan

Penulis adalah Agus Suryanto, Mahasiswa Ekonomi Syariah Unpam. Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kombisindonesia.com

**)  Rubrik opini di KOMBIS Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 600 atau 700 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: belajarmenulisid@gmail.com

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Kombis.

**) Bagi penulis yang artikelnya sering diterbitkan akan mendapat merchandise Kombis.




Read More

Sabtu, 21 Oktober 2023

Belajar Menulis Uncle Den

Urgensi Kolaborasi


SMPN 42 berkolabrasi dengan kepolisan (dokpri)

Penulis Gery Setyawan 

KOMBISINDONESIA. kita memasuki pembelajaran abad 21 selain memang kita sebagai guru dituntut untuk bisa menggunakan teknologi selain itu juga sekolah diharapkan mampu menjalin hubungan dengan pihak lain.

Karena kita semua menyadari bahwa kita tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain sehingga kita perlu melakukan kerja sama dan kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Seperti yang kita ketahui pengertian kolaborasi yaitu kerja sama antar dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.

Kolaborasi saat ini begitu penting karena dengan adanya kolaborasi lembaga dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan bersifat saling menguntungkan.

Baca juga : Membaca dalam Kesibukan

Kolaborasi bisa digunakan dalam dunia pendidikan karena sekolah juga memerlukan bantuan sekolah atau lembaga lain. Kolaborasi dalam pendidikan bisa dimulai dari hal terkecil ketika kita berada di dalam kelas.

Guru bisa memberikan pengetahuan akan memberikan pengetahuan akan pentingnya kolaborasi dalam pembelajaran didalam kelas dengan memberikan tugas kelompok.

Dalam hal kolaborasi yang kita bisa lakukan didalam kelas dapat membentuk karakter siswa untuk terus melakukan sebuah kolaborasi daripada melakukan persaingan. Kita menyadari bahwa dimasa yang akan datang kolaborasi begitu sangat penting.

Baca juga : Menumbuhkan Minat Menulis

Sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat berkolaborasi dengan pihak eksternal dapat membantu sekolah sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan karena setiap pihak memiliki keahlian dan pengalaman yang berbeda-beda ini bisa membuat sekolah belajar dari lembaga atau instansi lainnya.

Ini bisa membantu sekolah dalam  mengatasi masalah atau tantangan yang dihadapi dalam pendidikan sehingga memberikan berbagai solusi yang inovatif

Selain itu juga sekolah sebagai sebuah lembaga yang resmi bisa melakukan kolaborasi dengan lembaga atau instansi lain dalam berbagai bidang selama itu bisa bermanfaat bagi sekolah dan menambah kemajuan sekolah.

Baca juga : Hilangnya Fungsi Mendidik

Dengan kolaborasi sekolah dapat belajar tentang banyak hal dari lembaga lainnya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan bisa saling menghargai dalam kolaborasi yang dilakukan dengan cara terbuka dan akan mendorong murid untuk selalu saling berbagi ilmu. Contohnya sekolah bisa berkolaborasi dengan lembaga lain dalam mengadakan berbagai kegiatan dengan sekolah lain ataupun dengan lembaga lainnya.

Bekerja secara kolaboratif dapat membantu sekolah untuk bisa menganalisis berbagai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh sekolah. Kolaborasi dapat membantu meningkatkan berbagai keterampilan terbaik serta dapat mengidentifikasi bagian mana yang memerlukan bantuan dari lembaga dengan keahlian berbeda. Sekolah dapat bekerja sama lebih baik untuk mengisi kesenjangan kompetensi.

Kolaborasi dapat meningkatkan hasil yang lebih maksimal jika sekolah bisa melibatkan berbagai lembaga atau instansi yang profesional dengan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki beragam diharapkan mampu membuat sekolah bisa lebih berkembang.

Baca juga : Wahyu Pertama Sebagai Literasi Baca-Tulis

 Lembaga lain dapat membuat kita bisa melihat dalam berbagai keahlian sehingga ketika kita dapat memanfaatkan keahlian banyak orang, kemungkinan besar kita juga akan menyelesaikan masalah lebih cepat dan mendorong hasil yang lebih baik dalam jangka panjang.

Terakhir penulis ingat ungkapan bahwa kompetisi membuat kita lebih cepat, kolaborasi membuat kita lebih baik, sehingga ini lah pentingnya sekolah melakukan kolaborasi.

Penulis adalah Hery Setyawan adalah Guru SMP Negeri 42 Jakarta / CGP Angkatan 8 Jakarta Utara.

Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kombisindonesia.com

**)  Rubrik opini di KOMBIS Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 600 atau 700 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: belajarmenulisid@gmail.com

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Kombis.

**) Bagi penulis yang artikelnya sering diterbitkan akan mendapat merchandise Kombis.



Read More

Kamis, 20 Juli 2023

Belajar Menulis Uncle Den

Mencetak Generasi Berilmu

Santri Pondok Ilmu Mengikuti Lomba Menghafal Alquran (dokpri)

 

JAKSEL. PONDOK LABU. Yayasan Pondok Ilmu menggelar kegiatan Tahun Baru Hijriyah 1 Muharam bersama para santri pada Rabu (19/7/2023) dengan tema Membangun Bersama Bangsa. Selain tausiah dan hiburan, para santri diberikan piala karena sudah mengikuti berbagai lomba yang digelar sebelumnya.


Turut hadir Pimpinan Hakim Agung RI, Achmad Jaka Mirdinata. Founder Komunitas Belajar Menulis, Deni Darmawan. Penceramah Ustadz Robby Kharisma dan tim shalawat Ad-Zikr.


Baca juga : Kombis Bagi-Bagi Buku ke Ponpes Tazkiyah Insani Pengasinan


Pimpinan Yayasan Pondok Ilmu Dr. Amaliyah, M.A disela sambutannya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah hadir dan mensukseskan acara ini. “Alhamdulilah, Yayasan Pondok Ilmu bisa mengadakan acara Tahun Baru Hijiriyah 1 Muharam. Para santri begitu antusias mengikuti lomba menghafal ayat Alquran dan puncaknya hari ini,” ujarnya.


Amaliyah berharap para santri kelak menjadi orang yang berilmu. “Semua santri yang belajar disini tidak dipungut biaya. Mereka belajar agama disini agar kelak menjadi orang yang berilmu dan berguna,” ujarnya.


Baca juga :  Menulis Hasil Seminar, Banyak Manfaatnya.


Sambutan juga datang dari Pimpinan Hakim Agung RI, Achmad Jaka Mirdinata. “Alhamdulilah bisa hadir di Pondok Ilmu. Semoga saya mendapat keberkahan dari tempat ini karena banyak para santri yang belajar agama disini,” terangnya.


Dalam tausiahnya, Robby menyampaikan keutamaan bulan Muharam. “Di bulan ini begitu banyak keutamaan, salah satunya tidak boleh berbuat buruk dan perbanyak amal shaleh, seperti shalat, puasa, sedekah, dan amal lainnya, sebab Allah akan melipatgandakan semua kebaikkan itu semua,” ujar Robby yang saat ini sedang kuliah S3 di UIN Syarif Hidayatullah.


Tausiah oleh Ust. Robby Kharim

Robby melanjutkan, bahwa Muharam juga banyak terjadi peristiwa yang penting. “Diantara peristiwa yang terjadi di bulan Muharam adalah diterimanya pertaubatan Nabi Adam Alahissalam. Diangkatnya Nabi Idris Alaihissalam ke tempat tertinggi. Berlabuhnya perahu Nabi Nuh Alaihissalam ketika terjadi banjir bandang. Terbelahnya lautan ketika Nabi Musa Alaihissalam dikejar oleh Fir’aun dan bala tentaranya, dan juga peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah,” ungkapnya.


Baca jugaMENUSA Gelar Seminar Belajar dan Kepenulisan


Sebelum ditutup dengan doa oleh Deni Darmawan. Deni bercerita tentang pengalamannya dari menjadi guru mengaji hingga menjadi dosen dan guru Intercultural School. “Semenjak SMA saya sudah mengajar anak-anak mengaji dekat mushola. Bahkan, ketika saya kuliah S1 dan S2 saya masih mengajar anak-anak mengaji. Saya juga pernah mengajar di TPA Ar-Radhia Pondok Indah dengan dua bahasa, Inggris dan Indonesia,” ungkapnya.


Deni juga mengisahkan, ia bisa seperti ini karena banyak doa dari semua para santri hingga kini ia menjadi dosen dan guru intercultural school. “Saya yakin, semua perjalanan hingga saat ini, adalah doa-doa dari orang tua saya, para guru dan para santri yang dulu pernah saya ajarkan,” tutur Deni yang juga Founder Kombis ketika berbicara di semua hadapan para santri, undangan dan wali murid Yayasan Pondok Ilmu.


Kontributor : Deni Darmawan


Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kombisindonesia.com

**)  Rubrik opini di KOMBIS Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 600 atau 700 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: belajarmenulisid@gmail.com

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Kombis.

**) Bagi penulis yang artikelnya sering diterbitkan akan mendapat merchandise Kombis




Read More

Senin, 17 Juli 2023

Belajar Menulis Uncle Den

Literasi dan Numerasi

 


Guru jangan berhenti belajar dan terus meningkatkan kompetensi diri. Sejatinya, guru adalah sang pembelajar tanpa henti. Kepala sekolah perlu mendorong dan memotivasi agar guru mengikuti berbagai kegiatan, ya salah satunya kegiatan workshop.


Workshop adalah tempat kerja atau bisa juga disebut Bengkel. Ada juga yang menyebutnya workshop juga diartikan sebagai kegiatan yang didalamnya terdapat sekumpulan orang dengan keahlian tertentu yang mana dapat didefinisikan sebagai Lokakarya.



Hal itulah yang dilakukan oleh Lembaga UPTD SPF SMP Negeri 1 Satu Atap Botolinggo Bondowoso menggelar workshop pada Rabu (5/7/2023) agar kegiatan ini bisa meningkatkan kompetensi guru dan bisa memberikan dampak pada proses pembelajaran di sekolah kami. Diharapkan, kegiatan ini bisa menerapkan strategi dan metode pada semua mata pelajaran.


Instansi UPTD SPF SMP Negeri 1 satu Atap Botolinggo sebagai sekolah kecil terpencil yang berada di dalam sebuah daerah kecil yang huniannya agak begitu sepi.


Workshop Peningkatan Kompetensi Guru SMPN 1 Satu Atap Botolinggo

Sekolah dengan keadaan situasi hunian yang nyaman hening tanpa ada suara-suara sepeda motor mobil yang liar. Jadi untuk diadakan workshop di sini sangatlah nyaman, aman dan tentunya setiap pemaparan materi akan cepat terserap oleh peserta.


Baca juga : Bayar Satu Juta Supaya Mahir Menulis


Narasumber workshop kali ini adalah Pak Muhammad Hairul, MPd. Beliau adalah kepala sekolah dari SMP Negeri 1 Curahdami Bondowoso dan juga guru praktik. Segala pengalaman praktik selama mengajar bisa dijadikan pembelajaran oleh guru-guru di SMP Negeri 1 Satu Atap Botolinggo.


Pak Muhammad Hairul menjelaskan tentang literasi numerasi. Jika mendengar literasi bukan saja terkait dengan guru Bahasa Indonesia, atau mendengar numerasi, bukan saja terkait dengan guru matematika. Semua guru harus mengetahui dan berkolaborasi.


Baca juga : Makna Perpisahan Kelas


Dalam paparannya, Pak M. Khaerul menyampaikan, bagaimana peningkatan kompetensi guru dalam pemilihan metode atau strategi semua pelajaran dalam literasi dan numerasi?


Setiap guru harus bisa memberikan pemahaman kepada siswa terhadap teks atau bacaan, sehingga tidak disalahartikan. Misalnya, ada contoh kalimat, satu botol air keras dituangkan ke cacing lalu cacing mati, tentunya kalau siswa tidak diberikan pemahaman dia akan mengambil tindakan dari pemahamannya sendiri, apabila ia memiliki penyakit cacingan tentunya dia akan mengambil air keras dan diminumnya, wah apa jadinya kalau demikianNah, di sini tugas guru memberikan pemahaman tentang literasi dengan baik dari sebuah teks/bacaan.


Baca juga : Trik Menulis dan Menerbitkan Artikel


Untuk numerasinya, guru diminta untuk berkolaborasi di setiap mata pelajaran. Bisa saja guru Bahasa Indonesia akan memberikan tugas pertanyaan tentang pekerjaan orang tua, tentang jarak ke sekolah tentang berat badan, tentang tinggi badan. Lalu, dibuatlah sebuah grafik, tetapi tidak hanya grafik, bisa diagram venn atau kurva atau yang lainnya.


Banyak contohnya dan bisa dipraktikkan tentang  literasi dan numerasi. apabila hal ini dapat dipraktikkan oleh setiap guru SMP Negeri 1 Satu Atap Botolinggo, maka pemahaman liteasi dan numerasi akan terbangun dengan baik.


Baca juga : Webinar Penulisan Kreatif Bagi Mahasiswa Nusantara


Siswa bisa membaca dalam setiap gambar, simbol, grafik, atau apa saja yang ada di ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha yang kesemuanya itu berupa numerasi.


Dalam sesi pertanyaan, seorang guru bernama Ibu Selvi mengajukan pertanyaan tentang menghilangkan rasa malu siswa menjadi percaya diri. Menurut Pak Khaerul, apabila terjadi demikian mari kita apresiasi dulu anak-anak, ajari mereka duduk dengan tenang dan sampaikan apabila siswa MALU kita hilangkan huruf “ L”, terus minta diucapkan bersama-sama kepada siswa satu kelas menjadi MAU, kalau sudah MAU untuk maju ke depan kelas tentunya kita juga akan menambah huruf “ j”, menjadi MAJU.


Akhir dari workshop ini, Pak Khaerul menyampaikan kepada guru untuk setiap semesternya harus membuat produk dalam setiap mata pelajaran yang hubungannya dengan literasi dan numerasi.



Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat ada strategi atau metodenya berbasis produk dan berbasis masalah. Produknya bisa berwujud gambar-gambar, bisa berwujud grafik, kurva, diagram venn atau simbol-simbol yang lain. Bisa juga produk bisa berwujud video. Serta jangan lupa juga RPP yang berdiferensiasi.


Penulis : Sri Rahayu, S.Pd. (Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Satu Atap Botolinggo Bondowoso)

Editor : Deni Darmawan

 

Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kombisindonesia.com

**)  Rubrik opini di KOMBIS Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 600 atau 700 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: belajarmenulisid@gmail.com

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Kombis.

**) Bagi penulis yang artikelnya sering diterbitkan akan mendapat merchandise Kombis.




Read More