Recent Posts

Berbagi Ide dan Gagasan Untuk Menginspirasi Anak Negeri

Tampilkan postingan dengan label Kegiatan Kombis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kegiatan Kombis. Tampilkan semua postingan

Kamis, 18 Juli 2024

Belajar Menulis Uncle Den

Deni Darmawan : Stop Perundungan (Bullying) di Sekolah.

 

Flyer Matsama Mts Mathaul Anwar (dokpri)


Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathlaul Anwar menggelar kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) pada Rabu (17/7/2024) di jalan H. Rean No.111 RT 03 RW 01 Benda Baru Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Deni Darmawan yang menyampaikan materi Stop Perundungan (Bullying) di Sekolah.


Dalam paparannya, Deni melakukan interaksi dan diskusi kepada siswa mengenai apa itu perundungan atau bullying. “Sebelum kita bahas tentang perundungan, adakah diantara kalian yang tahu apa itu perundungan?. Berbagai pendapat disampaikan oleh siswa. Perundungan yaitu suka memukul, mengejak, mengintimidasi, mencaci-maki, dan perbuatan menyakiti yang diulang-ulang,” ujar Deni ketika menyimpulkan beragam pendapat dari siswa.


Begitu banyak pengertian perundungan yang disampaikan dari berbagai para ahli. “Perundungan atau bullying adalah sebuah tindakan yang merugikan orang lain dengan cara menyakiti, mengancam, kekerasan kontak fisik, menghina, yang semua itu dilakukan dengan sengaja, baik tatap muka atau di media sosial (cyberbullying) yang dilakukan lebih dari sekali,” ungkap Deni Darmawan yang sudah membina puluhan mahasiswa menulis reportase dan opini.


Deni Darmawan saat menyampaikan materi di PLS Matsama MTs Mathaul Anwar (dokpri)



Deni melanjutkan, bahwa perundungan itu bentuknya macam-macam. “Bentuknya bisa secara fisik dengan menganiaya kontak fisik seperti memukul, menjambak, mendorong dan tindakan lainnya yang tidak menyenangkan. Secara verbal dilakukan secara ucapan atau kata-kata seperti mengejek, merendahkan, menghina, mencemooh, dan ucapan buruk lainnya. Secara psikis korban dipermalukan, dicibir, dilecehkan, sentimen dan tindakan psikis lainnya,” ungkap Deni Darmawan yang juga suka menulis buku religi dan literasi.


Menurut Deni, ada beberapa sebab munculnya perundungan di lingkungan sekolah. “Biasanya ada rasa senioritas di sekolah yang menjadi tradisi turun-temurun memperlakukan adik kelas semena-mena. Karena ada perlakukan sama dari kakak kelas, adik kelas melakukan yang sama suatu saat ini. Ada siswa yang ingin berkuasa dan ujuk gigi (superior). Ada dorongan mendapatkan pujian dan kepuasan, dan dianggap mengganggu kelompoknya (gank) apalagi dihina,” jelas Deni yang sudah mengikuti Standardisasi Da’i MUI.


Deni melanjut, dampak dari perundungan atau bullying ini jika dibiarkan akan berbahaya dan bisa beresiko kematian. “Secara fisik akan terluka, cedera dan sakit. Secara kejiwaan (psikis) akan tidak nyaman, galau, resah, takut dan cemas. Secara sosial akan grogi, pendiam, minder, tertutup dan suka menyendiri. Secara prestasi belajar akan menurun, tidak bisa konsentrasi, nilai anjlok, dan bisa jadi tidak naik kelas. Hal ini sangat beresiko hingga bisa berujung pada kematian” ujar Deni.


Deni memberikan tips untuk melakukan perlawanan jika ada perundungan. “Kita harus percaya diri, jangan lemah jika diremehkan, miliki ketahanan diri. Bersikaplah tenang, jangan emosi, tolonglah jika ada siswa yang menjadi korban, jika membahayakan diri cobalah teriak, lari cari pertolongan, kemudian ingatlah dengan mencatat tempat dan orang-orang yang melakukan perundungan untuk segera dilaporan ke pihak sekolah, guru, orang tua,  atau pihak berjawib,” pungkasnya.


Diakhir acara ada pembagian hadiah bagi siswa yang aktif dan kooperatif mengikuti kegiatan ini dari awal hingga selesai. Siswa begitu antusias mengikuti kegiatan ini karena narasumber sangat komunikatif dan interaktif sehingga siswa tidak merasa bosan.


Penulis : Deni Darmawan (Trainer Pojok Literasi Sekolah dan Standardisasi Da’i MUI) 


Sumber berita : www. apakabarnusantara.com silahkan klik disini

 

Read More
Belajar Menulis Uncle Den

Deni Darmawan : Momentum Muharam Sebagai Perbaikan dan Peningkatan Kualitas Diri

 

Deni Darmawan saat mengisi kajian bulanan  YKP BRI Arteri Pondok Indah (sumber: melintas.id)


“Mari kita jadikan momentum Muharam sebagai perbaikan dan peningkatan kualitas diri,” ujar Deni Darmawan ketika mengisi kajian pengajian bulanan pada Senin (15/7/2024) di Yayasan Kesejahteraan Pekerja Bank Rakyat Indonesia (BRI YKP) Jalan Iskandar Muda No. F 25 (Arteri Pondok Indah).


Muharam adalah bulan pertama dari kalender Hijriyah dan juga tahun baru Islam. “Muharam adalah  bulan yang dipilih Allah menjadi bulan yang mulia dan memiliki keutamaan. Pada surat at-taubah ayat 36 Allah menyebut minha arbatun hurum yaitu 4 bulan Haram diantaranya Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharam dan Rajab. Bulan ini menjadi momentum untuk kita agar lebih baik dari tahun sebelumnya,” jelas Deni Darmawan yang sudah mengikuti Standardisasi Da’i MUI.


Baca juga : Wahyu Pertama Sebagai Literasi Dasar Baca-Tulis


Diakhir surat at-Taubah ayat 36, Allah mengingatkan agar setiap manusia terus memperbaiki diri dan jangan berbuat zalim atau keburukan. “Bulan ini Allah mengharamkan pertikaian, peperangan dan segala perbuatan buruk lainnya. Jangan menzalimi diri sendiri, kita harus instrospeksi dan evaluasi diri agar selalu memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ibadah, dan bersyukur atas usia yang diberikan,” ungkap Deni yang juga seorang penulis buku tentang religi dan literasi.


sumber foto : melintas.id


Selain itu, Muharam sebagai momentum meningkatkan kualitas ibadah dengan cara berpuasa dan menyatuni anak yatim. “Berpuasa sunnah di bulan Muharam adalah hal yang dianjurkan Nabi. Keutamaanya akan dihapuskan dosa-dosa setahun yang lalu. Nabi juga memberi perhatian kepada anak yatim dengan memberi makan dan segala kebutuhannya. Mengusap kepala anak yatim, setiap sehelai rambutnya ada kebaikkan, melembutkan hati dan hajat bisa terkabul,” jelasnya.


Deni Darmawan melanjutkan, ada beberapa catatan penting Muharam sebagai momentum perbaikan dan peningkatan kualitas diri. “Pertama, semangat hijrah adalah semangat perubahan. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, maka ia menjadi orang yang beruntung. Sebab, hari ini menjadi ladang amal untuk investasi akhirat dan peningkatan kinerja di dunia. Jika hari ini sama dengan kemarin, ia merugi. Jika hari ini tidak lebih baik dari kemarin, maka ia celaka,” ungkapnya.




“Kedua, bersyukur atas umur yang diberikan. Umur terus bertambah, namun hakikatnya dosa pun bertambah. Jadikan rasa syukur atas usia untuk dipergunakan sebaik-baiknya untuk lebih produktif dan bermanfaat. Umur menjadi berkah ketika ia mampu melewati setiap waktunya menjadi ladang amal dan kebaikkan bagi dirinya dan orang lain,” lanjut Deni Darmawan.


Catatan penting yang ke-tiga di bulan Muharam adalah memperhatikan waktu. “Waktu terus berjalan. Allah mengingatkan kita pada surat al-Hasyar ayat 18 agar setiap diri hendaknya memperhatikan waktu yaitu esok hari. Memperhatikan waktu di dunia dan waktu diakhirat. Ketika di dunia, Allah memanggil kita 3 kali. Panggilan pertama yaitu salat. Ke-dua yaitu panggilan haji atau umroh. Ke-tiga panggilan kematian. Selama di dunia kita akan dipanggil untuk salat dan berhaji/umroh. Jangan sampai panggilan kematian tiba, tapi ketika di dunia kita tidak memenuhi panggilan salat dan haji/umroh,” terangnya.


Sumber foto: melintas.id

Sebagai penutup, Deni Darmawan mengajak agar sama-sama meningkatkan diri setiap waktunya. “Mari kita sama-sama evaluasi diri, mumpung masih diberikan hidup oleh Allah. Perjalanan manusia dari alam ruh, alam rahim, dan alam dunia. Alam dunia akan menjadi penentu apakah ia akan bahagia  di alam kubur dan akhirat nanti. Mari, isi aspek rohani kita agar tidak mengalami kehampaan spiritual sehingga jiwa dan ruh kita selalu dekat dengan Allah, maka hidup kita akan selalu bahagia walaupun begitu banyak tantangan dan godaan yang menimpa. Mari kita sama-sama berdoa,” tutupnya.    

Penulis : Deni Darmawan 






Read More
Belajar Menulis Uncle Den

Deni Darmawan Mengisi Tausiah Bersama Mahasiswa Ekonomi Syariah Unpam Ramadan 1445 H

 

Flyer tausiah Ramadan 1445 H (dokpri)

HIMA-Eksyar Universitas Pamulang (Unpam)  menggelar tausiyah ramadan perdana dengan judul " Mengalirkan Kebahagiaan: Menyirami Hati dengan Kebajikan di Bulan Ramadan" pada sabtu (06/03/2024) secara daring untuk mengisi kekosongan di bulan Ramadan.


Narasumber di acara ini adalah Deni Darmawan yang merupakan dosen sekaligus  Pembimbing Kegiatan Unpam Mengaji (KUM) , dan turut dihadiri oleh Ketua Program Studi Ekonomi Syariah, Dosen Agama, dan Mahasiswa Ekonomi Syariah Universitas Pamulang.


Baca juga : Deni Mengantarkan 271 Mahasiwa Menulis di Media Massa


Mukhayyaroh Selaku Ketua Program Studi, dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa bulan ramadan adalah momen yang dinanti oleh umat Islam diseluruh penjuru dunia. "Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan untuk  melaksanakan ibadah puasa yang penuh akan manfaat dan maghfiroh-Nya maka dari itu manfaatkan dengan sebaik-baiknya, " ujarnya.


"Selain itu puasa memberikan pelajaran bahwa Allah memberi gambaran kepada kita bagaimana saudara-saudara kita diluar sana yang mungkin harus berpuasa setiap hari dikarenakan tidak mempunyai uang untuk membeli makanan, maka dari itu kita harus memperbanyak bersyukur atas nikmat yang telah diberi" lanjutnya.



Deni Darmawan saat memberikan tausiah (sumber : kompasiana)


Dalam pemaparannya, Deni Darmawan sebagai narasumber menjelaskan mengenai mengalirkan Kebahagiaan dengan konsep spiritual manusia. "Kita sebagai sebagai manusia hanya memikirkan atau fokus dengan jasad kita saja sampai lupa konsep spiritual itu ada yang bernama ruh," ujarnya. 


Deni melanjutkan, bahwa seorang mukmin akan menjaga bathin dan hatinya selalu terkoneksi kepada Allah. "Ruh adalah yang bersemayam dengan diri kita yang bersifat batin yakni tidak nampak  dan merupakan fitrah daripada manusia yang menghubungkan koneksi kita kepada Allah Swt, beruntunglah orang mukmin yang senantiasa tazkiyyatun -- nafs ( mensucikan jiwa dan hatinya)" ungkapnya yang juga Da’i MUI.


Baca juga : Nilai-nilai Islam Dalam Perjuangan Islam


Konsep kebahagiaan bukan selalu pada harta yang dimiliki. "Banyak sejarah mencatat bahwa banyak orang yang mempunyai banyak harta namun tidak menjamin sebuah kebahagiaan, sebagaimana termaktub dalam  kitab " Mizan Al-'amal" konsep kebahagiaan berasal dari hati yang senantiasa bersyukur dengan nikmat yang telah diberikan, " lanjutnya.


Deni Darmawan bersama mahasiswa Eksyar Unpam (dokpri)



Deni menjelaskan, bahwa harta tidak akan kita bawa menghadap kepada Allah, melainkan amal ibadah dan hati yang bersih.  “Sebagaimana Qs. Asy-Syu'ara : 89 yang artinya Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, ayat ini menyikapi bahwa untuk merasakan panggilan Allah dengan penuh keihklasan dengan biqalbin salim (Hati yang bersih)," tegas Deni yang juga penulis buku religi dan literasi.


Puasa Ramadan merupakan ibadah yang mendidik kita untuk senantiasa berlaku jujur dalam setiap perkara karena penerapannya yang tidak tampak seperti ibadah yang lainnya, dan juga disertai dengan keistiqamahan karena "sebaik-sebaiknya perkara ialah yang berkelanjutan" tutup Deni. 


Baca juga : Deni Darmawan Menjadi Narasumber Matsama di Mts Mathaul Anwar


Setelah pemaparan materi selesai, dibukalah sesi pertanyaan yang diisi oleh Mahasiswa Ekonomi Syariah sebanyak 3 pertanyaan dari Rahmat Dana, Rifki Ali dan, Fahmi shidiq, kemudian ditutup oleh Elsa selaku moderator.

 

Kontributor : Muhammad Fahmi Shidiq ( Mahasiswa semester 2 Ekonomi Syariah-Unpam)


Sumber berita : www.kompasiana.com silahkan klik disini







Read More
Belajar Menulis Uncle Den

Himpunan Mahasiswa Ekonomi Syariah Unpam Gelar Gerakan Literasi Pelatihan Menulis Reportase dan Opini

 

Deni Darmawan seusai mengisi pelatihan Gerliks 2024 (dokpri)

Himpunan mahasiswa Ekonomi Syariah (Hima Eksyar) menggelar kegiatan Gerakan Literasi Ekonomi Syariah Unpam (Gerliks) dengan judul Cara Gampang Menulis Reportase dan Artikel Opini di Gedung Viktor Kampus 2 Lantai 5 Ruang 510 pada Selasa (26/9/2023) dan Selasa (3-10-17/10/2023). Pelatihan digelar selama 4x pertemuan. Dengan adanya Gerliks diharapkan mahasiswa dapat meningkat kemampuan menulisnya.


Menurut Deni, ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang tidak menulis. “Biasanya, seseorang tidak mau menulis karena hambatan psikologis. Diantaranya,  merasa tidak berbakat dan terampil. Merasa malu, tidak berani, dan kebangetan malas,” ujar Deni yang menjadi narasumber tunggal dalam kegiatan Gerliks Unpam.


Deni melanjutkan, selain hambatan psikologis, ada juga hambatan lain. “Merasa bingung mau menulis apa, merasa tidak ada ide dan gagasan, merasa sibuk tidak ada waktu, tidak mengetahui ragam dan model bahasa dan tidak memahami tujuan menulis,” ungkap Deni yang juga koordinator Website LKK-UNPAM.


Deni melanjutkan, bahwa menulis itu gampang, yang sulit itu jika belum mau memulai dan berani menulis. “Yang sulit itu belum berani mulai menulis dan belum keluar dari zona aman. Melawan rasa malas untuk bergerak menghadapi perubahan,” ujarnya.


Menurut Deni, menulis itu gampang, jika dimulai dari apa yang disukai, dikuasai dan diketahui. “Untuk awal, cobalah untuk menulis hal-hal ringan yang pernah dialami atau dikuasai dan diketahui. Menulis tentang pengalaman dari sebuah perjalanan atau kisah-kisah yang pernah kita temui,” ungkap Deni yang sudah menulis reportase kegiatan keagamaan di Unpam.



Deni Darmawan saat menyampaikan pelatihan Gerliks (dokpri)


Selanjutnya, Deni memberikan cara gampang menulis reportase. “Menulis reportase itu seperti memberikan informasi kepada khalayak. Namun, reportase mempunyai struktur tulisannya tersendiri. Pertama, membuat judul. Kedua, lead di paragraf pertama yang mengandung 5W plus 1H. Who (siapa), what (apa), when (kapan), where (dimana), why (kenapa) dan how (bagaimana),” ungkapnya.


“Ke-tiga, menulis badan berita dengan mengembangkan unsur (how). Ke-empat, penutup. Informasi yang berisi sesuatu yang tidak penting,” lanjut Deni yang menulis judul buku Menulis itu Gampang.


Menulis reportase juga dengan format piramida terbalik. “setelah judul, informasi di awal paragraf sangat penting. Di badan berita, informasi yang penting. Terakhir, informasi tidak penting,” lanjutnya.

Ada beberapa manfaat menulis reportase. “Kita hidup di era digital. Informasi yang begitu banyak akan membanjiri media sosial kita. Manusia selalu kepo untuk membutuhkan beragam informasi. Dengan belajar menulis reportase, maka kita akan menyajikan berita yang enak dibaca sesuai kaidah jurnalistik,” ujarnya.


Sedangkan cara gampang menulis artikel opini harus dibuat kerangka tulisan. “Setelah menetukan topik dan judul, maka buatlah kerangka tulisan meliputi judul yang menarik. Lead berada di awal paragraf yang berisi ide dan gagasan utama penulis. Badan artikel penjelasan dan pengembangan ide dan gagasan. Terakhir, penutup yang berisi kesimpulan ide dan gagasan, motivasi dan harapan,”ujar Deni yang menulis buku Menulis itu Gampang dan Kreativitas Menulis Kaum Rebahan.


Kegiatan Gerliks juga dihadiri oleh Kaprodi Dr. Mukhoyyaroh dalam setiap sesi pelatihan dan mahasiswa Eskyar Unpam dengan penuh antusias. Keceriaan dan kebahagian terpancar dari wajah mahasiswa dengan senyum sumringah. Kegiatan semakin lengkap dengan foto bersama dan ramah tamah.


Kontirbutor : Deni Darmawan


Sumber artikel : www.melintas.id  silahkan klik disini

 

Read More

Kamis, 20 Juli 2023

Belajar Menulis Uncle Den

Mencetak Generasi Berilmu

Santri Pondok Ilmu Mengikuti Lomba Menghafal Alquran (dokpri)

 

JAKSEL. PONDOK LABU. Yayasan Pondok Ilmu menggelar kegiatan Tahun Baru Hijriyah 1 Muharam bersama para santri pada Rabu (19/7/2023) dengan tema Membangun Bersama Bangsa. Selain tausiah dan hiburan, para santri diberikan piala karena sudah mengikuti berbagai lomba yang digelar sebelumnya.


Turut hadir Pimpinan Hakim Agung RI, Achmad Jaka Mirdinata. Founder Komunitas Belajar Menulis, Deni Darmawan. Penceramah Ustadz Robby Kharisma dan tim shalawat Ad-Zikr.


Baca juga : Kombis Bagi-Bagi Buku ke Ponpes Tazkiyah Insani Pengasinan


Pimpinan Yayasan Pondok Ilmu Dr. Amaliyah, M.A disela sambutannya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah hadir dan mensukseskan acara ini. “Alhamdulilah, Yayasan Pondok Ilmu bisa mengadakan acara Tahun Baru Hijiriyah 1 Muharam. Para santri begitu antusias mengikuti lomba menghafal ayat Alquran dan puncaknya hari ini,” ujarnya.


Amaliyah berharap para santri kelak menjadi orang yang berilmu. “Semua santri yang belajar disini tidak dipungut biaya. Mereka belajar agama disini agar kelak menjadi orang yang berilmu dan berguna,” ujarnya.


Baca juga :  Menulis Hasil Seminar, Banyak Manfaatnya.


Sambutan juga datang dari Pimpinan Hakim Agung RI, Achmad Jaka Mirdinata. “Alhamdulilah bisa hadir di Pondok Ilmu. Semoga saya mendapat keberkahan dari tempat ini karena banyak para santri yang belajar agama disini,” terangnya.


Dalam tausiahnya, Robby menyampaikan keutamaan bulan Muharam. “Di bulan ini begitu banyak keutamaan, salah satunya tidak boleh berbuat buruk dan perbanyak amal shaleh, seperti shalat, puasa, sedekah, dan amal lainnya, sebab Allah akan melipatgandakan semua kebaikkan itu semua,” ujar Robby yang saat ini sedang kuliah S3 di UIN Syarif Hidayatullah.


Tausiah oleh Ust. Robby Kharim

Robby melanjutkan, bahwa Muharam juga banyak terjadi peristiwa yang penting. “Diantara peristiwa yang terjadi di bulan Muharam adalah diterimanya pertaubatan Nabi Adam Alahissalam. Diangkatnya Nabi Idris Alaihissalam ke tempat tertinggi. Berlabuhnya perahu Nabi Nuh Alaihissalam ketika terjadi banjir bandang. Terbelahnya lautan ketika Nabi Musa Alaihissalam dikejar oleh Fir’aun dan bala tentaranya, dan juga peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah,” ungkapnya.


Baca jugaMENUSA Gelar Seminar Belajar dan Kepenulisan


Sebelum ditutup dengan doa oleh Deni Darmawan. Deni bercerita tentang pengalamannya dari menjadi guru mengaji hingga menjadi dosen dan guru Intercultural School. “Semenjak SMA saya sudah mengajar anak-anak mengaji dekat mushola. Bahkan, ketika saya kuliah S1 dan S2 saya masih mengajar anak-anak mengaji. Saya juga pernah mengajar di TPA Ar-Radhia Pondok Indah dengan dua bahasa, Inggris dan Indonesia,” ungkapnya.


Deni juga mengisahkan, ia bisa seperti ini karena banyak doa dari semua para santri hingga kini ia menjadi dosen dan guru intercultural school. “Saya yakin, semua perjalanan hingga saat ini, adalah doa-doa dari orang tua saya, para guru dan para santri yang dulu pernah saya ajarkan,” tutur Deni yang juga Founder Kombis ketika berbicara di semua hadapan para santri, undangan dan wali murid Yayasan Pondok Ilmu.


Kontributor : Deni Darmawan


Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kombisindonesia.com

**)  Rubrik opini di KOMBIS Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 600 atau 700 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: belajarmenulisid@gmail.com

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Kombis.

**) Bagi penulis yang artikelnya sering diterbitkan akan mendapat merchandise Kombis




Read More

Rabu, 12 April 2023

Belajar Menulis Uncle Den

Wahyu Pertama Sebagai Literasi Dasar Baca-Tulis

 

Deni Darmawan bersama para guru dan santri Ponpes Modern Tunas Insan Mulia (dokpri)

Oleh : Deni Darmawan


Dalam rangka meningkatkan literasi di kalangan santri, Deni Darmawan menggelar kegiatan Spirit Literasi Santri di Bulan Ramadhan 2023 di beberapa Pondok Pesantren. Salah satu yang dikunjungi adalah Pondok Pesantren Modern Tunas Insan Mulia Jalan Cinangka Raya, Raya Parung Ciputat Gg. Jambu No.80, RT.02/RW.5, Kedaung, Kec. Sawangan, Kota Depok, pada Senin (3/4/2023).


Dalam sambutanya, Ketua Ponpes Modern Tunas Insan Mulia, Ust. Drs. Marselih Irawan menyampaikan terima kasih atas kehadiran narasumber untuk mengisi Pesantren Kilat (Sanlat) tahun ini. “Semoga apa yang disampaikan narasumber menjadi ilmu yang bermanfaat untuk para santri sekalian. Wahyu pertama menjadi spirit agar umat Islam semakin cerdas dan maju,” ujar Marselih.





Dalam pemaparannya, Deni menjelaskan proses turunnya Alquran di bulan Ramadhan dari Lauhul Mahfud ke langit dunia secara sekaligus. “Turunya Alquran pada Lailatul Qadar secara sekaligus dari Lauhul Mahfud ke langit dunia. Kemudian diturunkan secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Ayat pertama yang turun pada bulan Ramadhan adalah surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5. Ayat ini menjadi spirit literasi dasar yaitu baca-tulis. Ayat ini juga sebagai spirit membangun peradaban,” ujar Deni yang menulis buku Kejaiban Ramadhan.


baca juga Masjid Al-Musyawarah Pondok Indah Gelar Pelatihan Khatib di Era Digital


Sayangnya, budaya membaca dan menulis belum populer di negeri mayoritas muslim ini. Hasil survei Programme for International Student Assesment (PISA) tahun 2018 yang diterbitkan pada bulan Maret 2019 Indonesia peringkat 64 dari 72 negara.


Begitu juga hasil survei dari The World Most Literate Nation Study pada tahun 2016 oleh Central Connecticut State University di Amerika, bahwa tingkat literasi anak Indonesia peringkat ke-60 dari 61 negara.


Dari seribu anak Indonesia yang menghabiskan membaca buku hanya 1 dalam setahun. Jauh dibandingkan dengan negara Jepang, Jerman, Inggris, korea yang selesai membaca15-20 buku,” ungkap Deni yang baru saja merilis buku Agar Ramadhan Tidak Sia-sia.


Deni Darmawan saat memberikan materi spirit literasi (dokpri)


Begitu banyak pelajaran dan hikmah yang bisa diambil dari surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5. “Ayat ini menjadi dasar literasi baca-tulis. Perintah membaca adalah perintah titah Tuhan untuk mencerdaskan umat manusia. Simbol pena pada ayat ke-empat adalah alat untuk menyebarkan ilmu pengetahuan. Membaca dan menulis seperti dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Membaca dan menulis adalah titah Tuhan,” ujar Deni yang juga pembimbing mahasiswa menulis di prodi Administrasi Perkantoran dan Ekonomi Syariah Unpam.


Dari wahyu pertama ini, umat Islam mengalami kemajuan yang pesat dalam bidang ilmu pengetahuan. Wahyu ini semacam dorongan untuk melejitkan potensi yang dimiliki manusia. Proses belajar-mengajar umat Islam pun amat meningkat. Nabi SAW pertama kali mengajarkan sahabat di rumah Al-Arqom secara sembunyi-sembunyi.


Baca juga Spirit Literasi di Bulan Ramadhan


Kemudian, para sahabat yang sudah mapan keilmuannya akan dikirim oleh Nabi SAW menjadi duta Islam yang mengajar dan membimbing orang-orang yang ingin mengenal Islam. Salah satu sahabat yang diutus mengajarkan Islam yaitu Mushab bin Umair.




Dorongan wahyu pertama menjadi literasi dasar baca-tulis. “Ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang literasi selain surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5. Di dalam surat Alqalam ayat 1. Allah bersumpah demi pena, sebuah alat untuk menjelaskan dan menulis semua ilmu pengetahuan. Menulis tentang ilmu pengetahuan, agar bermanfaat untuk orang banyak,” ujar Deni yang buku Menulis itu Gampang.


Baca juga Deni Ajak Praktik Menulis Reportase Untuk Dosen dan Mahasiswa Ekonomi Syariah Unpam


Ilmu Allah amat luas. Jika lautan dijadikan tintanya dan pohon dijadikan pena, maka tidak akan habis menuliskan ilmu Allah itu. Di dalam surat Luqman dan suat Al-Kahfi 27 ayat 109, Allah memberikan perumpamaan. Tinta dan pena sebagai simbol untuk menuliskan ilmu dan kalimat Allah yang tidak akan pernah habis.



Begitu juga surat Al-Baqarah ayat 282 yang panjang. Dalam kegiatan muamalah atau apapun kita harus menuliskan dengan baik dan benar. Menulis menjadi bukti dan rekam jejak bahwa setiap kegiatan yang pernah kita lakukan akan menjadi hal yang bermanfaat dan inspirasi orang banyak.


“Kejernihan hati para ulama dalam memahami ayat-ayat terkait literasi menjadi dorongan yang kuat untuk terus produktif menghasilkan berbagai macam karya. Sebut saja Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari. Sejak kecil sudah produktif menulis. Pengetahuan tentang tafsir Alquran, hadits, sejarah sangat luar biasa. Semua pengetahuan yang ia miliki ditulis hingga ratusan kitab.




Begitu banyak para ulama ketika memahami ayat-ayat yang berkaitan literasi langsung moncer menulis. “Membaca dan menulis menjadi hal yang mengasyikan dan kebahagiaan. Walaupun jasad mereka mati terkubur, tapi ide dan gagasannya yang dituangkan dalam kitab atau buku yang hari ini terus hidup dari masa ke masa,” tutup Deni ketika di depan santri Ponpes Modern Tunas Insan Mulia.


Diakhir acara, para santri praktik menulis Deni memberikan buku Kreativitas Menulis Kaum Rebahan kepada para guru. Semoga kegiatan pojok literasi santri menjadi program dalam setiap ponpes. 


Bersama guru Ponpes Tunas Insan Mulia (dokpri)












Read More