Guru jangan berhenti belajar
dan terus meningkatkan kompetensi diri. Sejatinya, guru adalah sang pembelajar
tanpa henti. Kepala sekolah perlu mendorong dan memotivasi agar guru mengikuti
berbagai kegiatan, ya salah satunya kegiatan workshop.
Workshop adalah tempat kerja atau
bisa juga disebut Bengkel. Ada juga yang menyebutnya workshop juga diartikan
sebagai kegiatan yang didalamnya terdapat sekumpulan orang dengan keahlian
tertentu yang mana dapat didefinisikan sebagai Lokakarya.
Hal itulah yang dilakukan oleh Lembaga UPTD SPF SMP
Negeri 1 Satu Atap Botolinggo Bondowoso menggelar workshop pada Rabu (5/7/2023)
agar kegiatan ini bisa meningkatkan kompetensi guru dan bisa memberikan dampak
pada proses pembelajaran di sekolah kami. Diharapkan, kegiatan ini bisa
menerapkan strategi dan metode pada semua mata pelajaran.
Instansi UPTD SPF SMP
Negeri 1 satu Atap Botolinggo sebagai sekolah kecil terpencil yang berada di dalam sebuah daerah
kecil yang huniannya agak begitu sepi.
Workshop Peningkatan Kompetensi Guru SMPN 1 Satu Atap Botolinggo |
Sekolah dengan keadaan situasi hunian yang
nyaman hening tanpa ada suara-suara sepeda motor mobil yang liar. Jadi untuk
diadakan workshop di sini sangatlah nyaman, aman dan tentunya setiap pemaparan
materi akan cepat terserap oleh
peserta.
Baca juga : Bayar Satu Juta Supaya Mahir Menulis
Narasumber workshop kali ini adalah Pak Muhammad
Hairul, MPd. Beliau adalah kepala sekolah dari
SMP Negeri 1 Curahdami Bondowoso dan juga guru praktik. Segala pengalaman praktik selama mengajar bisa
dijadikan pembelajaran oleh guru-guru di SMP Negeri 1 Satu Atap Botolinggo.
Pak Muhammad Hairul menjelaskan tentang literasi numerasi. Jika mendengar literasi bukan saja terkait dengan guru Bahasa Indonesia, atau mendengar numerasi, bukan saja terkait dengan guru matematika. Semua guru harus mengetahui dan berkolaborasi.
Baca juga : Makna Perpisahan Kelas
Dalam paparannya, Pak M. Khaerul menyampaikan, bagaimana peningkatan kompetensi guru dalam pemilihan metode atau strategi semua pelajaran dalam literasi dan numerasi?
Setiap guru harus bisa memberikan pemahaman kepada siswa terhadap teks atau bacaan, sehingga tidak disalahartikan. Misalnya, ada contoh kalimat, satu botol air keras dituangkan ke cacing lalu cacing mati, tentunya kalau siswa tidak diberikan pemahaman dia akan mengambil tindakan dari pemahamannya sendiri, apabila ia memiliki penyakit cacingan tentunya dia akan mengambil air keras dan diminumnya, wah apa jadinya kalau demikian. Nah, di sini tugas guru memberikan pemahaman tentang literasi dengan baik dari sebuah teks/bacaan.
Baca juga : Trik Menulis dan Menerbitkan Artikel
Untuk numerasinya, guru diminta untuk berkolaborasi di setiap mata pelajaran. Bisa saja guru Bahasa Indonesia akan memberikan tugas pertanyaan tentang pekerjaan orang tua, tentang jarak ke sekolah tentang berat badan, tentang tinggi badan. Lalu, dibuatlah sebuah grafik, tetapi tidak hanya grafik, bisa diagram venn atau kurva atau yang lainnya.
Banyak contohnya dan bisa dipraktikkan tentang literasi dan numerasi. apabila hal ini dapat dipraktikkan oleh setiap guru SMP Negeri 1 Satu Atap Botolinggo, maka pemahaman liteasi dan numerasi akan terbangun dengan baik.
Baca juga : Webinar Penulisan Kreatif Bagi Mahasiswa Nusantara
Dalam sesi pertanyaan, seorang guru bernama Ibu Selvi mengajukan pertanyaan tentang menghilangkan rasa malu siswa menjadi percaya diri. Menurut Pak Khaerul, apabila terjadi demikian mari kita apresiasi dulu anak-anak, ajari mereka duduk dengan tenang dan sampaikan apabila siswa MALU kita hilangkan huruf “ L”, terus minta diucapkan bersama-sama kepada siswa satu kelas menjadi MAU, kalau sudah MAU untuk maju ke depan kelas tentunya kita juga akan menambah huruf “ j”, menjadi MAJU.
Akhir dari workshop ini, Pak Khaerul menyampaikan kepada guru untuk setiap semesternya harus membuat produk dalam setiap mata pelajaran yang hubungannya dengan literasi dan numerasi.
Baca juga :Dengan Mendongeng Meningkatkan Literasi Anak
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat ada strategi atau metodenya berbasis produk dan berbasis masalah. Produknya bisa berwujud gambar-gambar, bisa berwujud grafik, kurva, diagram venn atau simbol-simbol yang lain. Bisa juga produk bisa berwujud video. Serta jangan lupa juga RPP yang berdiferensiasi.
Penulis
: Sri Rahayu, S.Pd. (Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Satu Atap Botolinggo Bondowoso)
Editor
: Deni Darmawan
Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis,
tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kombisindonesia.com
**) Rubrik
opini di KOMBIS Indonesia terbuka
untuk umum. Panjang naskah sekitar 600 atau 700 kata. Sertakan riwayat hidup
singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah
dikirim ke alamat e-mail: belajarmenulisid@gmail.com
**) Redaksi
berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah
dan filosofi Kombis.
**) Bagi
penulis yang artikelnya sering diterbitkan akan mendapat merchandise Kombis.