Prof. Richardus Eko Indrjit/Ilustrator Deni Darmawan |
“Alasan saya menulis hanya ingin berbagi pemikiran, ide, gagasan dan kisah untuk orang lain,” tutur Profesor Ricardus Eko Indrajit atau biasa disapa Prof. Ekoji di hadapan peserta Komunitas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) pada Jum'at (20/1/2023).
Sepanjang karirnya menggeluti dunia tulis-menulis, ia sudah menorehkan sekitar 121 buku yang diterbitkan oleh penerbit mayor. Sedangkan menulis artikel sudah ditulisnya sekitar 623 artikel, baik dalam bahasa Indonesia maupun Inggris. Kegitan tulis-menulis sudah ia lakoni ketika duduk di sekolah dasar (SD).
Prof. Ekoji menuturkan, awal minat menulis sudah muncul ketika ia duduk di sekolah dasar (SD). Ketika duduk di bangku SMP ia sudah semakin mahir menulis, dan artikel pertamanya terbit di majalah. Senangnya bukan main, artikel yang ditulis bisa dibaca oleh masyarakat luas.
Semakin lama, Prof. Ekoji semakin keranjingan, ketagihan dan candu untuk menulis. Saat itu, alasan utama ia menulis karena ingin berbagi pemikiran, ide, gagasan dan cerita kepada orang lain. Dengan tekad ingin berbagi, Ia terus mengasah kemampuan menulisnya agar pemikiran, ide, gagasan dan ceritanya itu bisa mudah dipahami.
Kendati di
masa remajanya tidak ada internet, ia selalu mencari informasi dengan membaca
buku dan menonton televisi. Semakin banyak ia tahu, semakin tinggi minatnya
untuk menulis dan berbagi.
Usaha tidak
pernah mengkhianati hasil. Usahanya berbuah manis. Ketika tahun 2000-an, dua
tahun setelah krisis dan reformasi, buku
Prof. Ekoji diterbitkan oleh penerbit mayor. Baginya, ini adalah hal yang
sangat membanggakan. Ketika ide dan gagasan dikemas menjadi buku, maka
manfaatnya akan terasa lebih luas lagi.
Ketika naskah
bukunya dilirik oleh penerbit mayor, tentu telah mengikuti rangkaian seleksi
yang ketat. Sebab, penerbit mayor adalah penerbit yang skalanya sudah besar. Brand-nya
juga sudah bagus dan modalnya juga besar. Semua buku yang sudah masuk ke
penerbit mayor, semua di tanggung mulai dari design, editor, layout, pengajuan ISBN
dan lainnya. Kita hanya duduk manis, buku akan dicetak dalam jumlah banyak dan
dijual di toko buku ternama.
Prof. Ekoji
juga menulis buku yang isinya bunga rampai. Satu buku bunga rampai terdapat 50
artikel yang diringkas dalam satu topik yang sedang viral pada saat itu. Ia tak
menduga sebelumnya, ternyata buku yang ia tulis banyak diminati dan banyak
orang yang membelinya. Semangat menulisnya pun semakin menggelora dan ketagihan
ingin terus dan terus menulis.
Tidak
sampai disitu, Prof. Ekoji juga dibanjiri pesan pendek (SMS) berupa ucapan
terima kasih dari berbagai kalangan karena bukunya itu banyak memberikan
manfaat. Hal ini membesarkan hatinya, karena apa yang ia lakukan, hidupnya
menjadi berguna untuk orang lain. Prof. Ekoji mencantumkan nomor ponsel bukan
tanpa alasan, jika ada pembaca yang ingin kontak dengannya dipersilahkan.
Menulis
Buku Mayor Bersama Para Peserta KBMN
Apa yang
selama Prof. Ekoji dapatkan, ia ingin berbagi pengalaman itu kepada peserta
Komunitas Belajar Menuis Nusantara (KBMN), yang notebene-nya adalah guru-guru
se-nusantara. Ia ingin membantu agar para guru juga bisa menerbitkan buku di
penerbit mayor. Melalui KBMN yang digagas oleh Dr. Wijaya Kusamah (Om Jay), ia
ingin berkolabarasi untuk mewujudkan mimpi para guru agar memiliki buku mayor.
Prof. Ekoji
selalu membuat tantangan dan memberikan peluang. Ia ingin, dari pelatihan
menulis ini para peserta bisa menerima tantangan dan peluangan untuk
membuktikan keseriusannya itu untuk menulis buku mayor dalam dua minggu.
Caranya, para
peserta KBMN bisa mencari judul-judul yang unik yang ia sampaikan di youtube
Ekoji Channel. Para peserta akan diarahkan untuk menulis kembali apa yang sudah
ia paparkan. Untuk pengembangan, Prof. Ekoji akan menambahkan referensi agar konten
buku semakin kaya.
Ide menulis
buku dari channel youtube ini muncul, ketika ia diajak bergabung menjadi
narasumber KBMN bersama Om Jay. Prof. Ekoji ingin bereksperimen. Ketika masa
pandemi, tepatnya tanggal 26 Maret 2020, Prof. Ekoji memutuskan menjadi
youtuber. Setiap hari, ia membuat video tentang Pembelajarn Jarak Jauh (PJJ) dan
juga dengan judul yang unik dan aneh seperti gamification, flipped classroom, collaborative learning, metaverse,
IOT, big data, dan lainnya.
Alhasil,
dari 30 peserta yang profesinya sebagai guru menerima tantangan dari Prof.
Ekoji. Dari 30 buku yang ditulis oleh peserta, ada 19 buku yang diterbitkan
oleh penerbit mayor. Dari 19 buku yang diterbitkan, ada satu buku yang terpilih
menjadi buku Terbaik Nasional versi Perpusnas untuk kategori PJJ.
Jika sudah
dihitung-hitung, sekitar 60 buku dari peserta KBMN yang berprofesi sebagai guru
sudah terbitkan oleh penerbit Andi, salah satu penerbit mayor. Berkat
kolaborasi yang apik, para peserta KBMN bisa memperoleh mahkotanya berupa buku
mayor.
Kini, Prof.
Ekoji ingin sesuatu yang berbeda. Ia akan memberikan sebuah tema untuk bisa
dijadikan buku. Ia mengajak peserta KBMN 28 untuk mendaftarkan tantangan ini
untuk diterbitkan bukunya di penerbit mayor. Para peserta yang berminar, akan diarahkan
untuk mengisi google form untuk menerima tantangan menulis buku mayor selama
dua minggu. Selamat mencoba dan buktikan keseriusan anda.
4 $type={blogger}
Write $type={blogger}Hemmm, ini nih ... Luat dalam nya kereeen poool
ReplyMasya Allah goresan penanya sangat memberikan infirasi bagi saya barokallahu fiikum
ReplyKulit dan isi istimewa
ReplyKereeeeen 👍
Reply