Tidak pernah
terbayangkan oleh Aam Nurhasanah bisa menulis dan menerbitkan buku. Semenjak
mengikuti pelatihan menulis, Mpok Aam, begitu ia disapa, ia belajar dan terus
belajar oleh para penulis hebat hingga akhirnya mempunyai mahkota, yaitu sebuah
buku.
Bagi Aam,
proses belajar menulis harus dinikmati. Walaupun pernah gagal karena tidak lulus
pelatihan menulis sebelumnya, tapi motivasinya tidak surut, Mpok Aam mampu membuktikan
bahwa ia bisa menulis dan memiliki beberapa karya.
Bagi Mpok Aam,
jangan pernah menyerah untuk menggali potensi hingga mengukir prestasi.
Mulailah dengan hal-hal yang kita sukai. Kita semua diberikan peluang dan
kesempatan yang sama untuk menggali potensi diri dan meraih prestasi.
Berkat
bergabung dengan pelatihan penulis, Mpok Aam mulai suka dan menekuni dunia
tulis-menulis. Mpok Aam mulai menulis apa yang ia sukai, kuasai dan alami. Cobalah
untuk belajar menulis apa saja, mulai dari puisi, pantun, cerpen, novel atau menulis
dari berbagai genre lainnya yang bisa memberikan inspirasi untuk semua orang.
Bagi
penulis pemula, Mpok Aam juga pernah mengalami kendala secara psikis. Untuk
memulai menulis, ia merasakan kurang pede, merasa jelek tulisannya, takut kalau
dibully, penuh keraguan dan perasaan-perasaan aneh yang timbul dalam diri.
Karena kendala psikis, Mpok Aam hanya menyimpan naskah tulisannya dan
membiarkan ide itu menguap dan terbang bebas hingga berlalu begitu saja.
Aam pernah
tidak lulus saat pelatihan menulis gelombang ke-delapan. Sempat jatuh, tapi Mpok
Aam selalu memompa semangat dalam diri hingga ia ikut kembali gelombang lainnya
dan bisa lulus pada gelombang ke-12. Pantang menyerah dan meyakinkan diri,
bahwa kita pasti bisa asal berusaha dan percaya diri.
Semua seperti mimpi ketika Mpok Aam bisa
memiliki buku. Bahkan, ketika buku pertama terbit, banyak peserta yang pesan
buku untuk dijadikan panduan membuat buku dari hasil resume. Buku solo pertama
Mpok Aam bisa keliling Indonesia. Bahagia yang tak terkira.
Setelah lulus dari pelatihan menulis gelombang
ke-12, Mpok Aam mulai mengabdikan diri untuk menjadi moderator. Karena seringnya
menjadi moderator dalam kelas pelatihan menulis dan public speaking, Mpok Aam
ingin berbagi pengalaman. Akhirnya, terbitlah buku ke-dua dengan judul “Kunci
Sukses Menjadi Moderator Online”.
Mantra Om Jay “Menulislah setiap hari buktikan
apa yang terjadi” sangat berpengaruh ke Mpok Aam. Mpok Aam berusaha untuk bisa
menulis setiap hari dan membukukn setiap pengalaman sehingga menjadi jejak literasi.
Menerima Tantangan Menulis
Dengan tekad yang bulat, Mpok Aam menerima
tantangan dari Prof. Eko Indrajit, menulis satu minggu menjadi buku. Dengan
ketekunan dan pantang menyerah, naskah Mpok Aam lolos seleksi dan diterima di penerbit
mayor, penerbit Andi. Buku hasil kolaborasi Mpok Aam dan Prof. Eko Indrajit
bisa terpampang di etalase toko buku Gramedia. Tidak hanya buku cetak, e-booknya
juga ada.
Kini, mimpi Mpok Aam makin hari makin terwujud.
Tak pernah terbayangkan, ia bisa menulis buku hingga terpajang di toko buku
terbesar seperti Gramedia. Jangan pernah bermimpi. Sebab, suatu hari mimpi kita
bisa terwujud. Dengan niat dan usaha, Allah akan memudahkan jalan untuk meraih mimpi-mimpi
kita.
Tidak hanya itu, Mpok Aam juga mengikuti lomba Blog. Ia terpilih menjadi 10 besar yang masuk nominasi dan mendapat webcam. Dengan semangat yang tak pernah padam, Mpok Aam kemudian mengikuti lomba blog PGRI. Alhasil, ia meraih juara satu pada bulan Maret 2021.
Dengan semangat dan motivasi dalam diri, Mpok
Aam menelurkan buku solo yang ke-tiga. Buku ini kisah seorang penulis yang konsisten
menulis selama 28 hari tanpa jeda. Isi buku ini banyak memberikan inspirasi
kepada pembaca.
Tidak hanya menjadi penulis, moderatos, Mpok
Aam juga ingin menjajali bagaimana menjadi kurator. Kurator adalah penanggung jawab
buku, mulai dari pengumpulan naskah, biaya, merapihkan dan juga mengedit. Bersama
dengan Bu Kanjeng, Mpok Aam selalu menjadi kurator buku antologi.
Ada hal yang menarik juga tantanga bagi Mpok
Aam. Ada seorang murid yang bernama Juminah, ia dan setelah lulus ia bekerja
sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi. Juminah bekerja untuk membantu ekonomi
keluarga dan menjadi tulang punggung untuk membiayai sekolah adik-adiknya.
Suatu hari, Juminah ingin menulis novel. Tulisan dikirim melalui chat di Whatsapp.
Mpok Aam pun dengan sabar membaca dan mengedit novelnya. Akhirnya, Juminah
mempunyai novel kisah cinta yang menarik dan memberikan inspirasi kepada
pembaca. Di waktu kesibukannnya, Juminah masih sempat menulis novel. Luar biasa
semangat Juminah. Sambil bekerja tapi masih bisa menulis.
Mpok Aam amat terharu setelah membaca novel
Juminah. Sebagai guru, Mpok Aam bangga ada muridnya yang bisa menulis novel.
Begitu besarnya perjuangan, pengorbanan dan menemukannya cinta sejatinya selama
bekerja lima tahun di luar negeri.
Pengalaman itu mengantarkan Mpok Aam menjadi
editor. Mpok Aam terus membantu rekan-rekan guru yang ingin menerbitkan buku.
Semu proses dan pengalaman itu, akhirnya Mpok Aam menerbitkan bukunya yang ke-empat dengan judul “Rajin Menulis Berbuah Manis”.
Nikmati prosesnya,
pompa terus semangatnya dengan bergaul dengan sesama penulis, jangan pernah
takut untuk memulai menulis. Raih mimpi menjadi penulis hebat.
15 $type={blogger}
Write $type={blogger}Luar biasa resumenya. Semangatttttttt buat Pak Dosen.
ReplyKeren resumenya pak
ReplyKeren resumenya Pak
ReplyMantap pak👍🏻 mohon mampir ya pak: https://deasyp.blogspot.com/2023/01/menulis-menemukan-potensi-diri.html
ReplyResume nya komplit euyy.. Menggambar kan mpok aam dengan lengkap dan jelas.. Mantap pakk
ReplyWah, Pemaparan sangat menarik, sudut pandangnya keren... mengalir dan renyah
ReplyLuar biasa pak resumenya
Replykeren pak dosen...
ReplyBagus sekali
ReplyHebat tulisanya
ReplyMantap, bila berkenan silahkan mampir http://lilik-kistiana.blogspot.com/
ReplyLuar biasa
ReplyMantap surantap, ditunggu tulisan selanjutnya
ReplyTerpengarah, dmk setelah melihat dan membaca resume pak Dani yg sangat luar biasa. Terima kasih pak, resume yg begitu menarik. Semoga makin sukses
ReplyTerima ksh kùnjungannya. Semoga kita terus belajar dan belajar.
Reply