Membaca Dalam Kesibukan
Ya, kesibukan menjadi cara jitu dan jurus andalan dalam apapun, termasuk membaca. Membaca adalah hal mudah, bahkan gampang. Yang berat itu biasanya, meluangkan waktu untuk membaca dan membeli buku. Semua orang diberikan modal berupa waktu. Tergantung setiap orang, bagaimana ia mengelola modalnya itu untuk melejitkan potensinya dan mengasah kualitas dirinya.
Jika berbicara waktu, maka hal yang
kita ingat adalah manajemen waktu. Ya, cara mengelola waktu agar efektif dan
efisien. Jangan sampai kita menjadi orang yang merugi, lantaran waktu yang
diberikan malah tapi sia-sia begitu saja, tanpa ada peningkatan diri. Rugi dan
menyesalnya sudah disinggung loh di dalam alquran. Sebagaimana dalam surat
al-Ashr, bahwasannya manusia selalu dalam potensi merugi jika ia tidak mau
menggunakan waktu untuk beribadah, amal
sholeh dan hal positif lainnya dalam memotivasi, menasehati, mengingatkan dalam
hal kebaikkan.
Orang-orang yang beruntung dan
sukses, adalah, orang yang selalu memanfaatkan waktu untuk hal-hal positif,
termasuk meluangkan waktu untuk membaca. Kita hanya perlu meluangkan waktu
beberapa jam. Jika dalam hitungan jam saja begitu lama rasanya, maka cobalah
membaca dalam hitungan menit. Membaca selama 45 menit, 30 menit, dan 15 menit.
Sekolah yang ngeh literasi,
maka kepala sekolah akan menginstruksikan semua guru sebelum memulai pelajaran
untuk membiasakan membaca sekitar 15 menit. Hal ini dilakukan untuk membangun
kebiasaan dan membentuk karakter gemar membaca. Setiap orang tua di rumah belum
semua menerapkan waktu untuk membiasakan anak-anak membaca. Dibutuhkan peran semua unsur dari
keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah untuk mendukung gerakan literasi
sekolah yang dicanangkan oleh Kementrian Pendidikan, Budaya, Riset dan
Teknologi (Kemenristek-Dikti).
Proses pembentukkan karakter gemar
membaca memang tidak mudah dan instan. Dibutuhkan peran, strategi, metode,
kolaborasi dan berbagai kegiatan agar anak-anak bisa mencintai aktivitas membaca
dan cinta ilmu pengetahuan. Jangan sampai gegara kesibukannya main gim,
anak-anak malah alergi dengan aktivitas membaca. Apalagi, jika karakter gemar
membaca tidak ditanamkan sejak dini. Akan terasa lebih sulit jika sudah
beranjak remaja. Berbagai godaan dah hal lainnya membuat mereka tidak ada waktu
luang untuk membaca. Apalagi, berbagai aplikasi, gim yang ada pada gawai mereka
membuat mereka ogah untuk membaca.
Kecuali, jika anak-anak kita
diarahkan sehingga mereka mengerti dan bijak dalam menggunakan gawai, maka
aktivitas membaca bisa dilakukan dengan gawai. Mereka didorong untuk membaca
e-book, mencari berbagai jurnal dan penelitian, berita-berita untuk memudahkan
mengerjakan pekerjaan rumah mereka. Kecakapan literasi digital menjadi hal yang
penting agar anak-anak semakin bijak dalam menggunakan media digital.
Dapatkan buku terbaru dari Kombis berjudul Kreativitas Menulis Kaum Rebahan
4 $type={blogger}
Write $type={blogger}Terimakasih artikelnya, ini mampu memberi pencerahan, setidaknya perlu dipaksa untuk meluangkan waktu buat membaca. Dan sprtnya literasi di sekolah saya lurang tepat, dan perlu pembenahan.
Replybuku yg bagus, semoga dibawa saat temu penulis nusantara tanggal 26 Desember 2022
ReplyArtikel yang sangat menarik, sebagai awal terbukanya pencerahan untuk mau membaca lagi...supaya pada generasi2 selanjutnya jadi melek untuk membaca
ReplyTerima ksh Bu Hosnia, Om Jay dan Ario. Semangat ya
Reply