Selama
pandemi, Ibu Rita Wati, S.Kom tergolong penulis yang produktif. Buktinya, ia
sudah menulis empat buku solo dan berbagai buku antologi lainnya. Berawal dari
peserta pelatihan menulis, menjadi menjadi kurator, editor, moderator, hingga
menjadi penulis dan narasumber. Ia juga banyak menuai prestasi dan segudang pengalaman
yang dimiliki. Hal ini, ia ungkapkan di grup whatsapp belajar menulis PGRI
gelombang 22 pada Jumat (8/10/2021).
Awalnya, ia
tidak bisa menulis dan bingung mau menulis apa. Pada tahun 2001, mulai ada
keinginan untuk menulis. Sejak duduk dibangku kuliah, keinginannya semakin kuat
ingin menjadi penulis. Ia mempunyai seorang temannya yang suka menulis, dan
sudah menerbitkan buku. Pada tahun 2015 membuat ia semakin menggebu-gebu agar
bisa menulis dan menghasilkan karya. Selama empat tahun keinginan menjadi
penulis terpendam. Akhirnya, apa yang ada dipikirannya, ia coba tuliskan. novel
telah berhasil ia tuliskan sebanyak 80 halaman. Ketika dirubah menjadi A5
menjadi 140 halaman. Namun, ia masih belum percaya diri, jika tulisannya itu
dibaca orang.
Ketika
pandemi menyapa, ia belum tertarik bergabung di grup belajar menulis Om Jay.
Namun, ketika pada gelombang 10, ia akhirnya coba-coba untuk ikut. Ketika
membuat resume, nggak nyangka Om Jay membagikan tulisan resume Ibu Rita ke grup
belajar menulis. Ia merasa semangat kembali dan menggebu-gebu menulis. Sampai
pada pertemuan 30, ia berhasil membuat resume. Empat buku solonya pun terbit. Satu
buku duet dengan Prof, Eko diterbitkan oleh penerbit Andi. Ia juga menulis buku
antologi dan menjadi kurator juga editor.
Tujuan Menulis
Ibu Rita
melanjutkan, ada hal yang mendasar sebelum menjadi penulis, yaitu menentukkan tujuan
dan motivasi menulis. Ini menjadi hal yang penting, agar ketika kita menulis
tidak berhenti di tengah jalan. Ada beberapa tujuan menulis, diantaranya karena
ingin belajar, karena memang hobi, karena keterpaksaan, karena ingin naik
pangkat atau karena ingin mendapatkan uang.
Coba tanya
lebih dalam pada diri kita. Apa tujuan kita menulis? Semua kembali kepada
individu masing-masing. Tujuan itulah yang akan mengantarkan kita sukses untuk
menulis buku dan menghasilkan banyak karya tulis.
Resep Jitu Memulai Menulis
Ibu Rita
membagikan resep jitu untuk memulai menulis. Resep ini sangat cocok untuk para
penulis pemula. Bahkan, sering terjadi dan dialami oleh penulis pemula. Agar
menjadi penulis hebat, resep jitu memulai
menulis yaitu:
1. tulislah apa yang ada di dalam pikiran kita. Jika ide muncul, langsung kita
catat. Jika ada gagasan baru, langsung catat. Jika ada hal-hal yang baru, unik
dan bagus, kita catat dan kembangkan. Dengan begitu, ide tidak langsung hilang.
Manusia kadang sering lupa, salah satu cara agar ingat, ya harus dicatat.
2. menulis setiap hari. Alokasikan waktu untuk bisa menulis setiap hari. Mulai
dari 100 kata, 150 kata, hingga 1000 kata. Semua berproses, dari tulisan yang
pendek, hingga tulisan yang panjang-panjang. Nikmati prosesnya, sampai kita lancar
menulis.
3. lakukan
setiap hari tanpa henti. Kunci mahir menulis adalah praktik menulis setiap
hari. Bisa karena terbiasa. Membangun kebiasaan menulis akan menjadi sebuah
keterampilan menulis.
4. buatlah peta konsep. Peta konsep itu seperti outline atau kerangka tulisan. Atau
daftar isi jika kita ingin menulis buku. Kembangkan tulisan berdasarkan outline
atau daftar isi. Dengan demikian, tulisan kita akan terarah dan sampai pada
tujuan.
5. menulis buku antologi. Menulis buku secara keroyokan atau antologi meupakan
cara menumbuhkan kepercayaan diri dan melatih agar kelak kita mempunyai buku
solo. Ikutilah berbagai grup buku antologi, agar kita terbiasa menulis dan
mempunyai karya buku yang bisa kita banggakan.
Kendala Menulis
Kendala
menulis sering kali terjadi pada seorang penulis pemula. Ada beberapa kendala
yang mengakibatkan kita enggan menulis. Diantara kendala-kendala itu, yaitu :
1. susah ide. Sulit sekali mencari ide dan bingung bagaimana mencari ide. Berbagai
kesulitan mencari ide, membuat kita bingung mau menulis apa dan bagaimana cara
memulainya.
2. miskin kosa kata. Kekurangan kosa kata membuat kita bingung harus menulis
apa. Kekayaan isi tulisan karena
banyaknya kosa kata yang bervariatif. Jika miskin kosa kata, maka isi buku
kurang menarik. Kekeringan kosa saka akan memperlambat tentang apa yang akan
kita tulis. Bahkan, bisa jadi tidak menulis.
3. sulit merangkai kata. Jangan dibiasakan copy paste, tapi biasakan merangkai
kata. Menyusun SPOK, hingga menjadi kalimat utuh dan menjadi paragraf demi
paragraf, akhirnya menjadi artikel. Artikel yang sudah banyak, akan menjadi
sebuah buku.
4. menunda-nunda. Kesibukan yang mendera, membuat kita selalu menunda-menunda
untuk menulis. Kata “nanti” adalah alasan untuk terus menunda-nunda pekerjaan,
apalagi untuk urusan menulis.
5. bingung menulis apa. Jika sudah bingung, maka entah apa yang akan ditulis. Saking
bingungnya, hanya berdiam diri dan berpangku tangan tanpa berbuat apa-apa.
6. merasa tidak percaya diri. Kurang percaya diri sering kali menghambat kita
menjadi penulis. Kepercayaan diri itu perlu dibangun. Jika sudah percaya diri,
pasti semua akan mudah.
7. merasa tulisan jelek dan tidak layak dibaca. Pikiran ini akan terus menghantui
bagi penulis pemula. Jika tidak cepat diatasi, maka akan terus menggerogoti.
Dari
semuanya itu, bisa kita atasi dengan cara membaca dan menulis. Ya, dengan
membaca dan menulis, segala kendala yang dihadapi akan teratasi.
Rahasia menulis
Ada enam
rahasia utama dalam menulis, bahkan ini menjadi rahasia Ibu Rita sehongga
mengantarkan menjadi menulis buku dan menerbitkannya. Rahasia ini menjadi resep
jitu Ibu Rita agar tetap produktif menulis dan menelurkan karya tulis berupa
buku.
1. menguasai diri sendiri. Kenali diri kita dengan baik, dan semua anugerah yang
diberikan Maha Kuasa. Pantaskah anda, memantaskan menjadi seorang penulis.
sudah kita menguasai diri untuk menaklukan rasa minder, rasa malas dan sebuah
kendala yang akan menghadang kita.
2. baca
buku-buku terbaik. Bacalah buku yang mampu memberikan pencerahan dan perbaikan
pada kita. Buku-buku yang mampu menggugah kita untuk terus berkarya. Buku yang
baik, akan mempunyai kualitas tulisan dan pemikiran yang baik. Ibu Rita sendiri
suka membaca buku-buku seperti “Terapi Berpikif Positif” karya Dr. Ibrahim
El-Fiki. “Tujuh Keajaiban Rezeki” karya Iphi Santoso. “Quantum Writing” karya
Hernowo. Buku dengan kualitas baik akan berpengaruh kepada tulisan kita.
3. menulis semua ide yang muncul. Ide itu bisa muncul dari mana saja. Jangan menunda menulis ide, sebab ia akan menguap dan hilang entah kemana dan bisa takkan kembali. Ide itu tiba-tiba bisa muncul pada waktu dan tempat tak terduga. Siapkan pulpen dan kertas, agar ide bisa kita catat.
4. menulis setiap hari. Menulis setiap hari menjadi kunci agar menulis menjadi keterampilan.
Mulailah menulis dari 100 kata, kemudia meningkat menjadi 150 kata, 500 kata
hingga 1000 kata. Semakin banyak kata, maka akan semakin mudah kita bukukan.
5. peta konsep. Seperti mind mapping atau outline (kerangka tulisan). Peta konsep akan menuntun kita untuk terus menulis hingga finish sampai tujuan. So, buatkah kerangka agar kita tahu apa yang akan kita tuliskan.
6. tidak takut menulis gagasan baru. Jangan pernah takut, jika kita mempunyai
gagasan baru. Gagasan baru itu akan mengantarkan kita pada ciri khas dan
karakteristik dengan yang lain. Jangan ragu untuk menuliskan gagasan itu, dan
tuliskanlah. Selamat menulis.
2 $type={blogger}
Write $type={blogger}Mantap Bu...
Replykeren
Reply