Lilis Sutikno/Ilustrator Deni Darmawan |
Banyak orang mengatakan bahwa “Menulis
itu susah”. Tapi bagi Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikono, S.H, menulis itu
mudah, bahkan semudah ceplok telor. Lho kok bisa? Bisa dong, Bu Lilis
mengatakan, bahwa menulis itu tidak sulit, sangat mudah, bahkan semudah ceplok
telor. Tuk byarr...telur yang tadinya bulat, bisa dihidangkan di meja makan.
Nggak ribet dalam memasaknya. Begitu ungkapan Bu Lilis ketika menjadi
narasumber di grup whatsapp belajar menulis angkatan 21-22 pada Rabu.
(13/10/2021)
Menulis itu mudah, diibaratkan ketika
kita masak telor. Simpe, mudah dan gak pakai ribet. Menulis apa yang kita
rasakan, apa yang kita ketahui, apa yang kita senangi, apa yang kita alami dan
menulis dari hati. Maka, menulis itu mudah seperti ceplok telor.
Ibu Lilis menulis, berawal dari sebuah
perkataan Imam Al-Ghazali “Jika kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama besar,
maka menulislah”. Imam Al-Ghazali adalah sosok ulama yang produktif menulis
pada masanya. Begitu banyak kitab-kitabnya. Dengan karyanya, pemikirannya bisa
kita baca dan nikmati hingga hari ini.
Quote dari Imam Al-Ghazali
menginspirasi Bu Lilis untuk terus menghasilkan karya. Jika kita mau dikenal
dan dikenang oleh anak cucu kita, bahkan generasi selanjutnya, maka kita harus
banyak meninggalkan karya. Buku, artikel, atau tulisan di blog merupakan upaya
agar kita bisa meninggalkan karya agar dibaca orang banyak.
Bagi Bu Lilis, menulis itu seperti
berteriak pada dunia tanpa suara. Ide, gagasan dan pikiran kita akan terdengar
luas bahkan hingga ke belahan dunia jika dikemas melalui tulisan. Tanpa harus
berteriak kencang, kita bisa menggaungkan teriakan kita melalui tulisan tanpa
suara yang keras hingga ke belahan dunia.
Bu Lilis juga mengutip dari Imam Syafi’i
“Apabila kamu mendengar sesuatu, maka tulislah sekalipun di tembok. Ilmu itu adalah
hasil buruan dan tulisan adalah kijang. Ikatlah buruan dengan tali yang kuat.
Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang, setelah itu kamu tinggalah
terlepas begitu saja”. Ilmu diibarakan seperti hasil buruan. Jika tidak diikat
(ditulis) maka akan terlepas. Daya ingat manusia terbatas, maka untuk
mengikatnya dengan menulis.
Begitu juga para sahabat yang menulis
Alquran dan dilanjutkan oleh generasinya untuk menulis hadits. Di dalam surat
Al-Baqarah 282 yang berbunyi “Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu bermua’malah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukkan, hendaklah kamu menulisnya”. Perintah membaca dan
menulis itu datangnya dari Alquran dan juga hadits.
Perintah menulis juga diatur dalam
Permendikbud RI dalam PERMEN 23 tahun 2015. Menulis yang baik, akan bermanfaat
untuk orang banyak juga ikut mensukseskan program pemerintah. Menulis akan
memberikan banyak manfaat untuk diri sendiri dan orang lain.
Agar mudah menulis, mulailah dengan
membaca doa agar tangan kita selalu dibimbing oleh-Nya. Jika diawali dengan
doa, akan menghasilkan ilmu yang bersumber dari hati nurani yang bersih.
Tulisan dari hati akan diterima oleh hati pula oleh pembacanya dan bermanfaat
untuk umat.
Ketika pensil tumpul, kita perlu
meruncingkan. Pikiran juga begitu, ketika mulai tumpul kita perlu
menajamkannya. Istirahatlah sejenak, bacalah buku yang berhubungan dengan
tulisan kita. Itu akan menajamkan pikiran kita. Segala macam kesulitan,
penderitaan, akan selalu menghampiri. Tajamkan pikiran, jangan biarkan ia tumpul
hingga enggan menulis.
Kebuntuan dan kemandekkan dalam menulis
akan selalu ada. Maka, diamkan sejenak tulisan kita, rileks dulu, kemudian perbaikilah
perlahan-perlahan. Jika kondisi sudah tenang dan fresh, bisa kita baca ulang
tulisan kita agar bisa direvisi lebih baik lagi.
Tinggalkan jejak dalam setiap goresan
tinta hingga berdampak positif untuk orang lain. tulisan yang memberikan
inspirasi akan mengubah setiap pembaca untuk bisa lebih baik lagi. Menulis
setiap hari merupakan kunci mahir menulis. Seperti yang dikatakan oleh Bapak
Wijaya Kusumah, “Menulislah setiap hari, lalu buktikan apa yang akan terjadi”.
Komitmen untuk menulis akan berdampak pada tulisan kita.
JK Rowling, seorang penulis novel Hary Potter yang best seller
pernah mengatakan, “Menulislah pengalamanmu sendiri. Mulailah menulis dengan
hal-hal yang kamu ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri”.
Dibutuhkan konsisten untuk bisa menulis
setiap hari dan terus menerus. Konsisten menjadi kunci menjadi penulis hebat.
Selamat menulis.
5 $type={blogger}
Write $type={blogger}Next Narasumber Pak Deni. Buku Bapak Menulis Itu Mudah... bakal laku keras tuh insy allah
ReplyKetua Kombis yang Kren
Replyayo menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.
ReplyMasukan yang bagus kakak. Terimakasih begitu membaca artikel ini saya lebih termotivasi dan semangat lagi buat terus lanjut tulisan saya yang suka mandeg. Mandeg .ditengah jalan karena buntu 😊
ReplyKeren Pak, saya copi paste lagi ya materi ini. Laptopnya Bunda sudah rusah, tulisan ini bisa di buat ulang power point nya, he he he... Terima kasih Pak. Ini ditambahkan lagi karikatur yang Pak buat untuk Bunda, semakin keren . . .
Reply