Oleh : Deni Darmawan
Bincang-bincang menulis artikel opini bersama bersama Try
Harijono, mantan wartawan koran Kompas tahun 1989-2019 sangat mencerahkan.
Acara yang digelar melalui virtual pada Sabtu (21/8/2021) yang berjudul, “Trik
Menulis Artikel Opini di Media” yang diselenggarakan oleh Majalah Suara Guru
(SG) dan PGRI.
Webinar literasi yang diberi judul, “Menulis itu Menyehatkan” diikuti dari berbagai peserta, tidak hanya guru tapi juga masyarakat umum yang tertarik dengan kepenulisan. Try Haryono adalah wartawan senior Kompas yang sudah melalang-buana menulis dan segudang pengalaman dalam dunia kepenulisan
Dalam pemaparannya, Try menjelaskan tentang pentingnya
menulis di media, struktur tulisan opini, kaidah penulisan opini, akurasi
penulisan, artikel yang dikembalikan, aspek hukum yang perlu diperhatikan, etika
penulis opini dan saksi artikel ganda
Pentingnya
Menulis Artikel
Try mengatakan, mengapa harus menulis artikel? Tulisan
yang tersaji di media massa sangat beragamam. Dengan adanya rubrik opini, kolom,
esai dan artikel populer lainnya, isi media tidak kaku dan monoton. Menulis
artikel di media merupakan sarana untuk menuangkan ide, gagasan dan solusi yang
diberikan. Ide dan gagasan yang ditulis di media akan abadi dan terekam dalam
jejak digital.
Menulis di media juga akan diapresiasi dengan mendapat
honor tulisan. Menulis di Kompas.id akan mendapat Rp 400.000, Republika
mendapat Rp 400.000, koran cetak Kompas bisa mendapat Rp 2.500.000. Biasanya
menulis opini di koran Kompas ditulis oleh orang yang ahli. Kalaupun artikel
kita tidak dimuat, suatu saat nanti jika terkumpul bisa digabung menjadi buku.
Tetap akan bermanfaat nantinya. Ide, gagasan dan pemikiran penulis terhadap
persoalan akan bermanfaat untuk khalayak luas.
Struktur
Penulisan Opini
Try melanjutkan pemaparannya tentang struktur penulisan
opini. Pertama, perhatikan judul. Buat judul yang menarik. Judul sebaiknya
tidak terlalu panjang, maksimal 7 kata. Kedua, membuat alinea yang menarik,
tanpa embel-embel pendahuluan atau latar belakang. Ketiga, argumen dan
pembahasan serta solusi yang diberikan. Keempat, jika tulisan terlalu panjang beri anak judul,
untuk memberikan kesempatan membaca beristirahat atau beralih ke topik lain.
Kelima, buatlah penutup dengan kata-kata yang indah dan berkesan.
Struktur penulisan opini yang disampaikan oleh Try bisa
kita praktikkan. Struktur penulisan opini berbeda dengan struktur penulisan
reportase dan feature. Jika struktur penulisan reportase memakai piramida
terbalik dan menyajikan fakta. Feature yang
ditonjolkan sisi kemanusiaan dan biasanya tahan waktu dan tetap menarik karena
disajikan dengan bahasa yang menarik.
Kaidah
Penulisan Opini
Try juga menjelaskan, bagaimana kaidah penulisan opini?
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kaidah penulisan opini.
Diantaranya, tulisan harus orisinal gagasan penulis dan itu merupakan ide baru.
Gunakan bahasa yang sederhana, jika memang ada istilah akademis atau kata
asing, sertakan padanan kata dalam bahasa Indonesia.
Tulisan harus aktual, sesuai isu yang sedang berkembang
dan disedang dibicarakan oleh masyarakat. Data harus kredibel, akurat, valid,
dan dari sumber yang bisa dipertanggungjawabakan. Jangan terlalu banyak kutipan
dari buku ataupun tokoh, nanti ide dan gagasan akan tidak jelas. Tulisan runut,
mengalir, tidak kaku dan enak dibaca. Dan yang terpenting adalah, tulisan tidak
menyerang pribadi dan tidak hoax.
Jika ingin mengkritisi boleh saja, tapi terkait
kebijakan, program, bukan menyerang pribadi. Jika tulisan berbau SARA,
menjelek-jelekkan orang lain, atau berita bohong, maka akan ditolak oleh pihak
media.
Akurasi
Tulisan
Dalam menulis, perlu kita cermati dan membaca ulang,
pastikan tidak ada kesalahan dalam menulis nama orang, nama tempat, nama kota,
judul buku, ejaan, dan semuanya. Jika banyak terjadi kesalahan penulisa atau
tipo, maka redaktur tidak akan menerbitkan artikel kita. Pentingnya
penyuntingan agar tidak terjadi banyak kesalahan dalam penulisan.
Data yang disajikan juga perlu harus relevan dengan ide
dan gagasan. Data akurat dan bukan hoax. Mengutip sumber data dari
institusi yang kredibel dan terpercaya. Data kita gunakan untuk memperkuat ide
dan gagasan kita. Namun, jangan terlalu banyak data juga, sebab data-data itu
hanya memperkuat argumen yang kita sajikan untuk memperkuat artikel kita.
Artikel
dikembalikan
Artikel dikembalikan karena ada beberapa sebab dan
alasan. Artikel akan ditolak karena kurang aktual. Pentignya kita membaca
informasi dari berbagai media, kita akan mengetahui isu dan persoalan apa yang
sedang hangatnya dibicarakan masyarakat.
Artikel akan ditolak jika itu bukan gagasan baru. Gagasan
yang terlalu umum dan sering dibahas tidak akan dilirik oleh redaktur. Tulisan
yang kurang fokus, terlalu lebar dan kemana-mana menjadi alasan juga kenapa
artikel dikembalikan. Perlunya kita membuat outline dalam artikel agar tulisan
kita tetap fokus dan tajam.
Pembahasan yang terlalu mikro atau lokal menjadi alasan
juga, kenapa artikel kita dikembalikan. Artikel hanya memberi dampak yang kecil
atau pada daerah tertentu saja. Tidak secara makro dan luas. Artikel yang
memberikan dampak kepada hajat orang banyak dan sangat luas akan menjadi
pertimbangan redaktur untuk diterbitkan artikelnya.
Data yang disajikan meragukan, tidak relevan, tidak
akurat, maka artikel akan dikembalikan. Artikel yang menyerang pribadi
seseorang. Menjelek-jelekkan orang, fitnah dan sebagainya maka akan ditolak
oleh redaktur media.
Bahasa yang terlalu ilmiah, kaku, banyak istilah teknis,
kata asing menjadi dasar artikel akan ditolak. Gaya bahasa seperti skripsi,
makalah, juga menjadi dasar artikel ditolak. Cara penyajian kalimat atau alinea
yang panjang dan alur yang tidak jelas, bahkan meloncat-loncat menjadi alasan
kenapa artikel kita ditolak dan dikembalikan.
Selain hal-hal diatas, Try juga menambahkan, kenapa
artikel dikembalikan. Dari segi
substansi dan teknik penulisan bagus, tetapi dikembalikan karena tidak ada
tempat. Media nasional itu bisa menerima artikel sebanyak 90-120 artikel setiap
hari, tapi yang dimuat hanya 3 atau 4 artikel setiap hari. Persaingan yang
cukup ketat.
Aspek
Hukum
Ada beberapa aspek hukum yang perlu diperhatikan dalam
menulis artikel. Artikel dilarang keras plagiat. Plagiat melanggar hukum. Jika
plagiat, maka penulis tersebut akan masuk daftar hitam media tersebut. Artikel
harus asli, orisinil, gagasan dari penulis, tidak plagiat. Kalaupun mau
mengutip disertakan siapa penulisnya, sumbernya dari mana.
Artikel yang melanggar dari aspek hukum yaitu menyerang
pribadi seseorang. Jika sudah menjelek-jelekkan seseorang, memaki, bahkan
memfitnah, maka itu melanggar hukum. Jika mengkritisi kebijakan, pendapat dan
program itu boleh.
Etika
penulisan Opini dan Kasus Artikel Ganda
Etika menulis artikel yaitu tidak boleh menulis artikel
yang sama atau substansinya hampir sama dikirim ke dua media yang berbeda. Kedua
media tersebut merasa dirugikan. Tujuannya, mungkin ingin mendapat honor yang
kedua media tersebut, tetapi itu melanggar etika penulisan. Anda cukup kirim ke
satu media saja. Jangan mengirim satu tulisan ke beberapa media, walaupun hanya
merubah judul atau merubah substansi sedikit.
Artikel merupakan karya intelektual seseorang, sehingga
kredibilitas dan keintelektualannya dijunjung tinggi. Jika ingin mengirim
media, kemudian ditolak biasanya ada pemberitahuan secara tertulis atau jangka
waktu tertentu. Misalnya dalam jangka waktu 3 hari atau seminggu, artikel akan
dikembalikan. Semua media berbeda-beda dalam mengembalikan dan menolak artikel.
Penulis harus bersabar, jika dalam jangka waktu artikel
ditolak dan dikembalikan, maka kita boleh mengirim ke media lain. Penulis yang
bandel, yang mengirim tulisan yang sama ke berbagai media, akan diberikan
teguran lisan. Jika tulisan yang sama dimuat, maka akan mendapat sanksi. Jika
sampai tiga kali termuat tulisan yang sama, penulis tidak akan mendapat tempat
dan tidak diterbitkan selamanya. Penulis plagiat tidak akan diberikan tempat
oleh media selamanya.
Memanfaatkan
Tulisan tidak Termuat
Pahit dan kecewa memang jika artikel kita ditolak. Tapi
itu bukan akhir segalanya. Jika artikel ditolak, tentu banyak alasannya. Selain
tidak memenuhi persyaratan, atau mungkin juga ketiadaan tempat. Yang perlu kita
lakukan adalah, terus bangkit dan kirim ke media lainnya. Jangan putus asa,
sekali ditolak jangan kendor. Jadikan itu catatan dan perbaikan agar artikel
kita jadi lebih baik lagi.
Selain kita bisa mengirim ke media lain yang lebih mudah
untuk dimuat, kita juga bisa mempublikasikan di media sosial atau blogger kita.
Kirim facebook, instagram dan media sosial lainnya, agar kebermanfaatan artikel
kita bisa dibaca khalayak luas.
Artikel yang dihimpun dan banyak, suatu saat nanti bisa kita
jadikan sebuah buku. So, jangan khawatir, pasti akan bermanfaat.
3 $type={blogger}
Write $type={blogger}Alhamdulillah bertambah lagi ilmu
ReplyTerima kasih pa Deni pencerahannya 🙏
Sangat bermanfaat Pak.
Replyterima kasih sudah berbagi ilmunya kepada kami di PGRI
Reply