Oleh : Deni Darmawan
Begitu banyak saran dan masukkan yang beliau sampaikan kepada penulis yang hadir, agar bisa menuliskan yang mudah sehingga orang awam pun bisa membaca dan memahaminya. Penulis yang memilih diksi yang hebat, namun kenyataanya tulisannya tidak mudah dipahami. Bahasanya terlalu tinggi akan sulit dicerna.
Contohnya rubrik opini pada koran Kompas. Ketika anda baca, orang awam sulit untuk dimengerti. Kadang saya (Hamid Basyaid) juga tidak mengerti ketika membacanya. Ini menjadi perhatian redaktur, agar bisa mengedit dan merevisi kembali, agar orang awam yang membaca bisa juga dimengerti.
Kadang kita harus menguji lebih dalam, apakah minat baca anak-anak di Indonesia rendah? Perlu kita pertanyakan hal ini, jangan-jangan minat membaca rendah, dikarenakan penulisnya buruk, sehingga buku yang dibaca tidak mampu merangsang minat baca anak.
Saya sangat kagum dengan orang-orang diluar negeri. Membeli buku seperti orang yang berbelanja makanan, banyak sekali buku yang dibelinya, penuh satu troli. Ketika saya perhatikan, ternyata yang membeli orang Indonesia. Saya sempat berpikir, memborong buku-buku hingga satu troli, dapat memancing minat baca. Buku yang ditulis mudah dipahami, gamblang, sehingga mereka lebih memilih buku-buku terbitan luar negeri.
Contohnya buku Chicken Soup for The Soul. Buku ini banyak diminati dari berbagai kalangan. Bahasanya sederhana dan ditulis oleh seorang profesor. Bahkan, buku anak juga ditulis oleh profesor. Buku yang baik akan merangsang minat baca anak-anak. Bahkan, buku akan selalu dibawanya, dibaca ditempat-tempat umum.
Membaca artikel populer atau buku diharapkan bisa mendorong pembaca untuk berpikir kritis. Berpikir kritis itu bisa membenarkan atau membantah suatu argumen. Jika anak-anak membaca buku-buku yang bagus, maka akan muncul imajinasi dan critical thingking, sebuah konsep berpikir kritis dan muncul kemampuan untuk membantah, membenarkan atau mengkonfirmasi ide.
Saya pernah teringat ketika didapuk menjadi juri kepenulisan. Ketika diadakan lomba menulis mengarang bebas, semua menulis hampir sama. Menulis ketika berlibur ke rumah nenek di desa. Tidak ada ide yang bagus untuk dituliskannya. Ketika ditanya siapa pemenangnya, saya bilang tidak ada. Jangan sampai pelajaran mengarang dihapus.
Ide adalah hal yang penting dalam kepenulisan. Bagaimana menyampaikan ide dengan gamblang dan menuliskannya dengan mudah agar bisa dipahami. How to present your idea. Jika kita mampu menjelaskan ide dengan baik dan mudah, maka akan meningkatkan minat baca.
Saya pernah punya teman di luar negeri, walaupun sudah mempunyai gelar akademik yang tinggi, tapi mau menjadi wartawan. Mau belajar hingga mampu menulis dengan baik dan mudah dipahami. Saat ini, ada dosen dan mahasiswa yang masih belum mengerti bagaimana menulis skripsi.
Dosen enggan menulis di koran. Kampus harus mempunyai semacam lembaga writing center agar dosen dan mahasiswa mau menulis artikel. Berikan insentif bagi dosen yang rajin menulis. Ajak dosen yang kurang aktif menulis agar terdorong untuk menulis.
Jangan mengkotak-kotakan tulisan, antara artikel ilmiah atau populer. Menulislah semudah mungkin agar semua kalangan bisa membacanya. Presentasikan ide dengan gamblang dan mudah dipahami. Pelajari strateginya, bagaimana menyampaikan ide. Menulis adalah pekerjaan yang tidak bergantung pada mood, tapi penulis yang baik mempunyai komitmen untuk terus menulis. How to present your idea.
Jika ada penulis yang tergabung dalam komunitas dengan slogan, “Menulis Aja Dulu”, saya khawatir menulis tanpa belajar teori tulisan tidak enak dibaca. Teori menjadi bekal untuk menulis. Belajar teori adalah tugas dosen untuk menyampaikan kepada mahasiswa. Jadi, menulis itu harus belajar. Teori juga, praktik juga. Penulis yang baik, akan merangsang minat baca bagi anak-anak Indonesia.
