Recent Posts

Berbagi Ide dan Gagasan Untuk Menginspirasi Anak Negeri

Jumat, 30 Agustus 2024

Belajar Menulis Uncle Den

Pemuda Yang Menginspirasi

 

Khutbah yang berjudul Pemuda yang Menginspirasi di sampaikan di Masjid Imam Bonjol (dokpri)


“Ada beberapa pemuda yang sangat menginspirasi di zaman Nabi yang patut kita teladani,” ujar Deni Darmawan saat menyampaikan khutbah Jum’at di masjid Jami’ Imam Bonjol Komplek AL Pangkalan Jati Pondok Labu pada Jum’at (9/8/2024).


Diantara sekian banyak pemuda di zaman Nabi SAW ada seorang pemuda yang bernama Mushab bin Umair. Pemuda ini menjadi duta Islam pertama kali yang diutus berdakwah ke Yastrib (sekarang Madinah). “Mushab bin Umair adalah pemuda pilihan Nabi karena kepiawainya dalam berkomunikasi, melobi, berinteraksi dan luwes dalam bergaul. Karena hal itulah Nabi Muhammad SAW mengutusnya untuk berdakwah ke Yastrib yang saat ini dikenal dengan Madinah,” ungkap Deni Darmawan yang dikenal sebagai penulis Kaum Rebahan.


Buku tersedia di Shopee : Kombis Bookstore

Silahkan baca : Persatuan dan Toleransi


Sebelum masuk Islam, Mushab bin Umair dikenal sangat parlente dan elegan. Semua yang dikenakannya terbilang mahal dan necis. “Mushab terlahir dari keluarga yang berada. Ketampanan dan kewangian Mushab seperti tidak ada tandingannya di masa itu. Namun, ketika dia masuk Islam, penampilannya lebih sederhana, bijaksana, dan bersahaja.,” kata Deni di depan para jamaah masjid Imam Bonjol.


Lantas, apa yang begitu menginspirasi Rasulullah SAW sehingga mempercayai seorang pemuda Mushab bin Umair sebagai duta Islam. “Pertama, Mushab pemuda yang penuh kesederhanaan walaupun dari keluarga kaya, mempunyai semangat berhijrah, kesabaran, keteguhan hati, dan tawakal,” jelasnya.


Silahkan baca : Momentum Muharram Sebagai Peningkatan Kualitas Diri


“Ke-dua, Kecintaanya terhadap ilmu. Kerap kali Mushab suka ta’lim di rumah Arqam bi Arqam bersama Rasulullah. Ketekunannya belajar mengantarkan ia memperoleh pemahaman yang baik tentang Islam,” lanjutnya.


Selain itu, Mushab mempunyai kemampuan berdialogi dan berkomunikasi yang andal dan persuasif. “Yang keti-ga, Mushab mempunyai energi yang besar dalam menjalankan berbagai aktivitas yang bersifat edukatif. Mushab mengajar Islam kepada anak-anak dan warganya. Ia memperkenalkan Islam kepada para pemimpin di Yastrib kala itu yang beragama Yahudi dan Nasrani. Kemampuan berdialognya membuat mereka mau mendengarkan dan menerimanya hingga yakin akan kebenaran Islam,” terang Deni Darmawan yang juga seorang guru Intercultural School.


Terakhir, Mushab mempunyai kemampuan berdakwah dengan santun dan bijaksana. “Ke-empat, kemampuan berdakwah Mushab patut diacungkan jempol. Ia terinspirasi dengan surat an-Nahl ayat 125 agar menyeru dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan berdialog dan berdebat dengan cara yang baik. Mushab selalu merangkul bukan memukul, mengajak bukan mengejek, membina bukan menghina, menyayangi bukan menyaingi, membela bukan mencela, mencintai bukan memaki, mencari solusi bukan antipati,” pungkas Deni Darmawan yang sudah mengikuti Standardisasi Da’i MUI.  


Deni Darmawan bersama KH. M. Cholil Nafis, P.hd. (dokpri)

Mushab adalah gambaran pemuda yang menginspirasi Rasulullah. Figurnya patut kita teladani agar pemuda lain terinspirasi untuk terus meningkatkan kualitas diri dan menjadi pemimpin di masa mendatang. Oleh sebab itu, Allah SWT memberikan perhatian kepada pemuda agar jangan meninggalkan generasi atau keturunan yang lemah seperti di dalam surat an-Nisa ayat 9. 


 


 

Read More

Minggu, 18 Agustus 2024

Belajar Menulis Uncle Den

Persatuan dan Toleransi

Masjid Al-Mukhlisin Komplek Deplu Gandaria Selatan

                            

“Indonesia adalah negara yang besar, majemuk dan beragam, ” ujar Deni Darmawan ketika menyampaikan khutbah dengan judul Persatuan dan Toleransi di Masjid Al-Mukhlisin Komplek Deplu Jalan Cendrawasih Gandaria Selatan Jak-Sel pada Jum’at (16/8/2024).


Dalam isi khutbahnya, Deni Darmawan menyampaikan tentang pentingnya merawat persatuan dan toleransi di tengah keberagaman. “Indonesia tidak hanya mempunyai penduduk muslim terbesar di dunia, tapi juga mempunyai keberagaman budaya, etnis, suku dan agama. Di tengah keberagaman itu, Indonesia masih menjadi negara yang toleran,” kata Deni yang sudah mengikuti standardisasi Da’i MUI.


Baca juga : Meneladani Etos Kerja Sa'ad bin Mu'adz


Perbedaan adalah keniscayaan dan itu bagian dari rahmat-Nya. Alquran sudah memberikan informasi tentang keberagaman ini agar setiap manusia bisa saling memahami, menghargai dan menghormati. Sehingga akan muncul kolaborasi, kerjasama dan harmonisasi bermasyarakat dan bernegara.


“Di dalam surat al-Hujurat ayat 13, Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dan menjadikan manusia berbangsa-bangsa, bersuku-suku, untuk saling mengenal mengenal satu dengan yang lainnya. Imam Nawawi al-Bantani menafsirkan bahwa litaa’arofuu yakni saling kenal mengenal tanpa membangga-banggakan etnis, suku, budaya dan keturunan masing-masing,” lanjut Deni Darmawan.


Deni Darmawan saat menyampaikan khutbah di Masjid Al-Mukhlisin

Indonesia kini sudah merdeka yang ke-79 tahun. Di usianya ini, merawat persatuan adalah keharusan bagi seluruh rakyat Indonesia. Caranya dengan cara bersyukur atas semua nikmat kemerdekaan yang diberikan Allah agar warga Indonesia makin beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif.


“Kokohkan dengan taat kepada Allah dan jauhi maksiat serta hal buruk lainnya. Mengisi kemerdekaan tidak hanya lomba 17 Agustus yang setiap tahun kita gelar, tapi juga memberikan kontribusi bagi negera ini agar terus maju dan melaju. Kita harus apresiasi anak bangsa yang mendapat medali emas di Olimpiade Paris 2024,” terang Deni Darmawan yang sering mengisi kegiatan Pojok Literasi di berbagai sekolah.


Baca juga : Deni Darmawan : Momentum Muharam Sebagai Perbaikan dan Peningkatan Kualitas Diri


Salah satu untuk merawat persatuan yaitu mengedepankan sikap toleran atau toleransi. Indonesia dikenal sebagai negara yang toleran karena masih menjaga keutuhan di tengah keberagaman agar terciptanya kerukunan dan keharmonisasian.


“Dulu, KH. Ali Mustofa Yaqub pernah mengajak Presiden Obama bersama istrinya, Michelle Obama, mengelilingi masjid Istiqlal. Tidak jauh dari masjid ada gereja Katedral Jakarta. Kiai Ali Mustofa Yaqub menceritakan bahwa kedua tempat beribadah tersebut menjadi simbol toleransi dan harmonisasi di Indonesia,” ungkap Deni Darmawan di depan jamaah salat Jum’at masjid Al-Mukhlisin.


Masjid Al-Mukhlisin tampak luar dan dalam (dokpri)

Ada yang yang menarik yang pernah disampaikan oleh almarhum KH. Hasyim Muzadi tentang toleransi. Tim Komisi Dakwah dan Pengembangan MUI menulis buku yang berjudul Islam Wasathiyah (2019), bahwa KH. Hasyim Muzadi mengklasifikasikan toleransi ada dua macam  yaitu idelogis dan sosiologis.


“Toleransi ideologis merupakan sikap toleran antar umat Islam sendiri dan non-muslim. Perbedaan  internal umat Islam biasanya perbedaan dalam hal praktik pengamalan ibadah seperti NU dan Muhammadiyah dalam hal qunut salat subuh. Sedangkan toleransi antar umat Islam dan non-Muslim berusaha saling mengerti tapi tidak saling memaksa. Toleransi sosiologis berkaitan dengan sikap toleran, inklusif, menerima pendapat orang lain, terbuka terhadap segala sesuatu hal di tengah keberagaman sosio-kultural,” ujarnya.


Dalam sejarah peradaban Islam, Nabi ketika di Madinah mampu mengayomi dan menciptakan situasi dan kondisi masyarakat yang tenang, damai dan harmonis, padahal sebelumnya Madinah (dulu Yastrib) pernah ditinggali oleh pemeluk agama lain seperti Yahudi dan Kristen.





“Kehidupan saat Nabi di Madinah di awal hijrah bisa menjadi contoh bagi kita semua. Mari kita rawat persatuan di momen kemerdekaan yang ke-79 ini, dengan terus mengedepankan sikap toleran agar terciptanya kerukunan, perdamaian, ketenangan, dan saling menolong di negara pertiwi yang kita sama-sama kita cintai ini,” tutup Deni yang sudah menulis buku tentang literasi dan religi.


**)  Rubrik opini di KOMBIS Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 600 atau 700 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: belajarmenulisid@gmail.com

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Kombis.

**) Bagi penulis yang artikelnya sering diterbitkan akan mendapat merchandise Kombis.














Read More

Kamis, 08 Agustus 2024

Belajar Menulis Uncle Den

Meneladani Etos Kerja Sa’ad bin Mu’adz

 

Deni Darmawan saat memberikan khutbah di Metropolitan Tower Pondok Indah


“Etos kerja sahabat Nabi, Sa’ad bin Mu’adz al-Ansori patut kita teladani,” kata Deni Darmawan ketika memberikan khutbah dengan judul Meneladani Etos Kerja Dari Kisah Sa’ad bin Muadz al-Ansori pada Jum’at (2/8/2024) di Metropolitan Tower Jalan Jalan Jl. R. A. Kartini, Jl. TB Simatupang No.Kav. 14, RT.10/RW.4, Cilandak, Kota Jakarta Selatan.


Dalam kisah Sa’ad bin Mu’adz ada keteladanan yang perlu diketahui oleh umat Islam. Sa’ad adalah seorang pejuang Islam dari golongan Ansor, tetapi beliau juga seorang pekerja keras. “Ketika itu Rasulullah bertemu dengan Sa’ad. Kemudian Rasul memegang tangannya yang terlihat kasar, agak kehitam-hitaman, tangannya gosong terpanggang matahari karena bekerja mencangkul tanah,” terang Deni Darmawan yang sudah mengisi puluhan seminar dan kegiatan keagamaan.


Silahkan baca : Deni Darmawan Membimbing 271 Mahasiswa Menulis Artikel di Media Massa


Nabi SAW sangat mengapresiasi etos kerja dari Sa’ad bin Mu’adz. Inilah gambaran seorang muslim yang bekerja keras demi kehormatan diri. “Nabi kemudian mencium tangannya seraya mengatakan, bahwa tangan Sa’ad tidak akan tersentuh api neraka,” ujarnya Deni Darmawan yang juga penulis buku religi dan literasi. 


Silahkan baca : Nilai-nilai Islam dalam Perjuangan


Allah juga mencintai orang yang bekerja keras dan terampil bahkan disebut juga sebagai mujahid di jalan Allah. “Dalam hadits riwayat Ahmad bahwa Rasulullah pernah bersabda, bahwa orang yang bekerja keras sangat dicintai Allah, apalagi jika dia terampil dan mempunyai keahlian. Bekerja sebagai upaya untuk mencari nafkah sama seperti mujahid,” jelasnya


Ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dari keteladanan etos kerja Sa’ad bin Mu’adz. “Pertama, bekerja keras tapi tidak meninggalkan ibadah. Kerja juga ibadah, jika niatnya mencari ridho Allah. Kerja juga amanah dan tanggung jawab. Ke-dua, bekerja adalah kemandirian dan kedisiplinan. Bekerja dengan keringat sendiri adalah lebih baik dan mempunyai nilai dari pada meminta-minta. Bekerja adalah kesungguhan usaha demi kehormatan diri,” ungkapnya.




Ke-tiga yang bisa kita ambil pelaran dari kisah Sa’ad bin Mu’adz yaitu mengajarkan keuletan, pantang menyerah, bekerja yang dilandasi dengan nilai-nilai kejujuran. “Bekerja dengan dedikasi tinggi adalah bagian dari keprofesionalan yang diserta dengan nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan, amanah, dan tanggung jawab. Maka, penghargaan akan dia dapat, bahkan naik ke posisi yang lebih baik. Namun, kita juga harus ingat. Rezeki yang kita peroleh kita berbagi dengan orang yang membutuhkan,”jelasnya.


“Bekerjalah dengan baik, penuh dedikasi dan tanggung jawab. Sebab, Allah, Rasul dan serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Sebagaimana di dalam Alquran surat at-Taubah ayat 103. Jangan bekerja hanya ingin dilihat orang lain dan pimpinan,” tutupnya.








Read More

Rabu, 24 Juli 2024

Belajar Menulis Uncle Den

"Keren! Deni Darmawan Membimbing 271 Penulis Pemula Menulis Artikel Tembus di Berbagai Media

 


Artikel mahasiswa yang terbit di media portal berita media online (dokpri)


Deni Darmawan membimbing sekitar 271 penulis pemula dari berbagai mahasiswa di Universitas Pamulang. Deni tidak hanya mengajarkan teori tapi juga praktik menulis artikel reportase dan opini tembus di media massa. Pada ajaran 2023/2024 Deni Darmawan diberikan amanah untuk bisa mempublikasikan artikel. Berkat Kerjasama dan kolaborasi, Deni Darmawan bisa mengantarkan penulis pemula menjadi penulis andal.


Dalam prosesnya, Deni dengan tekun memberikan teori dan praktik cara menulis artikel reportase dan opini. Karena proses, memang tidak mudah mengenalkan dunia tulis-menulis bagi penulis pemula. Hal pertama, Deni Darmawan membuka mindset kepada mahasiswa bahwa menulis itu mudah. Setelah mereka paham, kemudian diajarkan praktik pelan-pelan. 


Baca juga : Generasi Z dan Globalisasi


"Tidak mudah membimbing penulis pemula, harus dibuka mindsetnya, dan memberikan kepercayaan diri kepada mereka agar berani menulis dan buktikan jika mereka pasti bisa,” ujarnya.


Deni Darmawan saat mengajarkan praktik menulis (dokpri)


Deni mengajarkan praktik menulis dimulai dengan kerangka tulisan, kemudian membuat judul, lead, badan artikel dan penutup. ”Saya bimbing juga cara menerbitkan di media massa," ungkapnya terkenang ketika dengan sabar menuntun mahasiswa belajar menulis.


Baca juga  : Mahasiswa dan Kesehatan Mental


Baginya, bisa kerena terbiasa. Kuatkan tekad dan ubah mindsetnya bahwa menulis itu mengasyikan. “Semakin kita mahir dalam menulis, maka kita akan memiliki banyak rekam jejak untuk peluang kerja dimasa depan dan menjadi portofolio bagi mahasiswa,” lanjutnya.


Dengan kerja kerasnya, sekitar 271 penulis pemula dari berbagai mahasiswa mengikuti arahan Deni Darmawan dan akhirnya tulisan mahasiswa diterbitkan. "Asal ada kemauan pasti bisa. Jika mau sungguh-sungguh semua pasti bisa. Mahasiswa jika sering menulis akan mudah menulis makalah, skripsi dan lainnya,” terangnya.


Dapatkan buku-buku Karya Deni Darmawan di Shoppee : Kombis Booktore



Dalam praktik menulis, Deni sangat sabar dalam membimbing. Mahasiswa menulis reportase terjun langsung meliput kegiatan kampus Unpam . “Kami semua menulis reportase agar ada rekam jejak digital. Kenapa unpam? Agar masyarakat luas tahu akan aktivitas warga unpam, tidak hanya lokal dan tapi juga dunia, bahwa unpam tidak kalah dengan kampus lainnya,” ungkap Zenita Cahyani mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah yang telah dibimbing oleh Deni Darmawan hingga mahir menulis reportase dan opini.


Berbagai mahasiswa menulis dan menerbitkan artikel di media massa (dokpri)

"Deni Darmawan dengan sabar membimbing mahasiswa agar tulisannya diterbitkan di media massa. Jadi, kita belajar tidak hanya teori saja tapi juga praktik. Ini sangat jarang terjadi yang dilakukan oleh dosen lain," terang Zenita.


Deni juga memberikan saran agar tulisan itu harus original alias asli. “Mahasiswa tidak diperbolehkan untuk mencopas tulisan dari sumber manapun, harus dari opini sendiri, ketika menggunakan referensi harus dielaborasi dengan kata-kata sendiri dan mem-paraphasekan, " tutup Zenita yang juga ketua Himpunan Mahasiswa (Hima) Ekonomi Syariah Unpam.



Penulis : Zenita Cahyani (Mahasiswi Eksyar Unpam dan Penulis Kombis)

Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kombisindonesia.com

**)  Rubrik opini atau reportase di website KOMBIS Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 600 atau 700 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: belajarmenulisid@gmail.com

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Kombis.

**) Bagi penulis yang artikelnya sering diterbitkan akan mendapat merchandise Kombis.









Read More

Kamis, 18 Juli 2024

Belajar Menulis Uncle Den

Deni Darmawan : Stop Perundungan (Bullying) di Sekolah.

 

Flyer Matsama Mts Mathaul Anwar (dokpri)


Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathlaul Anwar menggelar kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) pada Rabu (17/7/2024) di jalan H. Rean No.111 RT 03 RW 01 Benda Baru Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Deni Darmawan yang menyampaikan materi Stop Perundungan (Bullying) di Sekolah.


Dalam paparannya, Deni melakukan interaksi dan diskusi kepada siswa mengenai apa itu perundungan atau bullying. “Sebelum kita bahas tentang perundungan, adakah diantara kalian yang tahu apa itu perundungan?. Berbagai pendapat disampaikan oleh siswa. Perundungan yaitu suka memukul, mengejak, mengintimidasi, mencaci-maki, dan perbuatan menyakiti yang diulang-ulang,” ujar Deni ketika menyimpulkan beragam pendapat dari siswa.


Begitu banyak pengertian perundungan yang disampaikan dari berbagai para ahli. “Perundungan atau bullying adalah sebuah tindakan yang merugikan orang lain dengan cara menyakiti, mengancam, kekerasan kontak fisik, menghina, yang semua itu dilakukan dengan sengaja, baik tatap muka atau di media sosial (cyberbullying) yang dilakukan lebih dari sekali,” ungkap Deni Darmawan yang sudah membina puluhan mahasiswa menulis reportase dan opini.


Deni Darmawan saat menyampaikan materi di PLS Matsama MTs Mathaul Anwar (dokpri)



Deni melanjutkan, bahwa perundungan itu bentuknya macam-macam. “Bentuknya bisa secara fisik dengan menganiaya kontak fisik seperti memukul, menjambak, mendorong dan tindakan lainnya yang tidak menyenangkan. Secara verbal dilakukan secara ucapan atau kata-kata seperti mengejek, merendahkan, menghina, mencemooh, dan ucapan buruk lainnya. Secara psikis korban dipermalukan, dicibir, dilecehkan, sentimen dan tindakan psikis lainnya,” ungkap Deni Darmawan yang juga suka menulis buku religi dan literasi.


Menurut Deni, ada beberapa sebab munculnya perundungan di lingkungan sekolah. “Biasanya ada rasa senioritas di sekolah yang menjadi tradisi turun-temurun memperlakukan adik kelas semena-mena. Karena ada perlakukan sama dari kakak kelas, adik kelas melakukan yang sama suatu saat ini. Ada siswa yang ingin berkuasa dan ujuk gigi (superior). Ada dorongan mendapatkan pujian dan kepuasan, dan dianggap mengganggu kelompoknya (gank) apalagi dihina,” jelas Deni yang sudah mengikuti Standardisasi Da’i MUI.


Deni melanjut, dampak dari perundungan atau bullying ini jika dibiarkan akan berbahaya dan bisa beresiko kematian. “Secara fisik akan terluka, cedera dan sakit. Secara kejiwaan (psikis) akan tidak nyaman, galau, resah, takut dan cemas. Secara sosial akan grogi, pendiam, minder, tertutup dan suka menyendiri. Secara prestasi belajar akan menurun, tidak bisa konsentrasi, nilai anjlok, dan bisa jadi tidak naik kelas. Hal ini sangat beresiko hingga bisa berujung pada kematian” ujar Deni.


Deni memberikan tips untuk melakukan perlawanan jika ada perundungan. “Kita harus percaya diri, jangan lemah jika diremehkan, miliki ketahanan diri. Bersikaplah tenang, jangan emosi, tolonglah jika ada siswa yang menjadi korban, jika membahayakan diri cobalah teriak, lari cari pertolongan, kemudian ingatlah dengan mencatat tempat dan orang-orang yang melakukan perundungan untuk segera dilaporan ke pihak sekolah, guru, orang tua,  atau pihak berjawib,” pungkasnya.


Diakhir acara ada pembagian hadiah bagi siswa yang aktif dan kooperatif mengikuti kegiatan ini dari awal hingga selesai. Siswa begitu antusias mengikuti kegiatan ini karena narasumber sangat komunikatif dan interaktif sehingga siswa tidak merasa bosan.


Penulis : Deni Darmawan (Trainer Pojok Literasi Sekolah dan Standardisasi Da’i MUI) 


Sumber berita : www. apakabarnusantara.com silahkan klik disini

 

Read More
Belajar Menulis Uncle Den

Deni Darmawan : Momentum Muharam Sebagai Perbaikan dan Peningkatan Kualitas Diri

 

Deni Darmawan saat mengisi kajian bulanan  YKP BRI Arteri Pondok Indah (sumber: melintas.id)


“Mari kita jadikan momentum Muharam sebagai perbaikan dan peningkatan kualitas diri,” ujar Deni Darmawan ketika mengisi kajian pengajian bulanan pada Senin (15/7/2024) di Yayasan Kesejahteraan Pekerja Bank Rakyat Indonesia (BRI YKP) Jalan Iskandar Muda No. F 25 (Arteri Pondok Indah).


Muharam adalah bulan pertama dari kalender Hijriyah dan juga tahun baru Islam. “Muharam adalah  bulan yang dipilih Allah menjadi bulan yang mulia dan memiliki keutamaan. Pada surat at-taubah ayat 36 Allah menyebut minha arbatun hurum yaitu 4 bulan Haram diantaranya Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharam dan Rajab. Bulan ini menjadi momentum untuk kita agar lebih baik dari tahun sebelumnya,” jelas Deni Darmawan yang sudah mengikuti Standardisasi Da’i MUI.


Baca juga : Wahyu Pertama Sebagai Literasi Dasar Baca-Tulis


Diakhir surat at-Taubah ayat 36, Allah mengingatkan agar setiap manusia terus memperbaiki diri dan jangan berbuat zalim atau keburukan. “Bulan ini Allah mengharamkan pertikaian, peperangan dan segala perbuatan buruk lainnya. Jangan menzalimi diri sendiri, kita harus instrospeksi dan evaluasi diri agar selalu memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ibadah, dan bersyukur atas usia yang diberikan,” ungkap Deni yang juga seorang penulis buku tentang religi dan literasi.


sumber foto : melintas.id


Selain itu, Muharam sebagai momentum meningkatkan kualitas ibadah dengan cara berpuasa dan menyatuni anak yatim. “Berpuasa sunnah di bulan Muharam adalah hal yang dianjurkan Nabi. Keutamaanya akan dihapuskan dosa-dosa setahun yang lalu. Nabi juga memberi perhatian kepada anak yatim dengan memberi makan dan segala kebutuhannya. Mengusap kepala anak yatim, setiap sehelai rambutnya ada kebaikkan, melembutkan hati dan hajat bisa terkabul,” jelasnya.


Deni Darmawan melanjutkan, ada beberapa catatan penting Muharam sebagai momentum perbaikan dan peningkatan kualitas diri. “Pertama, semangat hijrah adalah semangat perubahan. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, maka ia menjadi orang yang beruntung. Sebab, hari ini menjadi ladang amal untuk investasi akhirat dan peningkatan kinerja di dunia. Jika hari ini sama dengan kemarin, ia merugi. Jika hari ini tidak lebih baik dari kemarin, maka ia celaka,” ungkapnya.




“Kedua, bersyukur atas umur yang diberikan. Umur terus bertambah, namun hakikatnya dosa pun bertambah. Jadikan rasa syukur atas usia untuk dipergunakan sebaik-baiknya untuk lebih produktif dan bermanfaat. Umur menjadi berkah ketika ia mampu melewati setiap waktunya menjadi ladang amal dan kebaikkan bagi dirinya dan orang lain,” lanjut Deni Darmawan.


Catatan penting yang ke-tiga di bulan Muharam adalah memperhatikan waktu. “Waktu terus berjalan. Allah mengingatkan kita pada surat al-Hasyar ayat 18 agar setiap diri hendaknya memperhatikan waktu yaitu esok hari. Memperhatikan waktu di dunia dan waktu diakhirat. Ketika di dunia, Allah memanggil kita 3 kali. Panggilan pertama yaitu salat. Ke-dua yaitu panggilan haji atau umroh. Ke-tiga panggilan kematian. Selama di dunia kita akan dipanggil untuk salat dan berhaji/umroh. Jangan sampai panggilan kematian tiba, tapi ketika di dunia kita tidak memenuhi panggilan salat dan haji/umroh,” terangnya.


Sumber foto: melintas.id

Sebagai penutup, Deni Darmawan mengajak agar sama-sama meningkatkan diri setiap waktunya. “Mari kita sama-sama evaluasi diri, mumpung masih diberikan hidup oleh Allah. Perjalanan manusia dari alam ruh, alam rahim, dan alam dunia. Alam dunia akan menjadi penentu apakah ia akan bahagia  di alam kubur dan akhirat nanti. Mari, isi aspek rohani kita agar tidak mengalami kehampaan spiritual sehingga jiwa dan ruh kita selalu dekat dengan Allah, maka hidup kita akan selalu bahagia walaupun begitu banyak tantangan dan godaan yang menimpa. Mari kita sama-sama berdoa,” tutupnya.    

Penulis : Deni Darmawan 






Read More
Belajar Menulis Uncle Den

Deni Darmawan Mengisi Tausiah Bersama Mahasiswa Ekonomi Syariah Unpam Ramadan 1445 H

 

Flyer tausiah Ramadan 1445 H (dokpri)

HIMA-Eksyar Universitas Pamulang (Unpam)  menggelar tausiyah ramadan perdana dengan judul " Mengalirkan Kebahagiaan: Menyirami Hati dengan Kebajikan di Bulan Ramadan" pada sabtu (06/03/2024) secara daring untuk mengisi kekosongan di bulan Ramadan.


Narasumber di acara ini adalah Deni Darmawan yang merupakan dosen sekaligus  Pembimbing Kegiatan Unpam Mengaji (KUM) , dan turut dihadiri oleh Ketua Program Studi Ekonomi Syariah, Dosen Agama, dan Mahasiswa Ekonomi Syariah Universitas Pamulang.


Baca juga : Deni Mengantarkan 271 Mahasiwa Menulis di Media Massa


Mukhayyaroh Selaku Ketua Program Studi, dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa bulan ramadan adalah momen yang dinanti oleh umat Islam diseluruh penjuru dunia. "Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan untuk  melaksanakan ibadah puasa yang penuh akan manfaat dan maghfiroh-Nya maka dari itu manfaatkan dengan sebaik-baiknya, " ujarnya.


"Selain itu puasa memberikan pelajaran bahwa Allah memberi gambaran kepada kita bagaimana saudara-saudara kita diluar sana yang mungkin harus berpuasa setiap hari dikarenakan tidak mempunyai uang untuk membeli makanan, maka dari itu kita harus memperbanyak bersyukur atas nikmat yang telah diberi" lanjutnya.



Deni Darmawan saat memberikan tausiah (sumber : kompasiana)


Dalam pemaparannya, Deni Darmawan sebagai narasumber menjelaskan mengenai mengalirkan Kebahagiaan dengan konsep spiritual manusia. "Kita sebagai sebagai manusia hanya memikirkan atau fokus dengan jasad kita saja sampai lupa konsep spiritual itu ada yang bernama ruh," ujarnya. 


Deni melanjutkan, bahwa seorang mukmin akan menjaga bathin dan hatinya selalu terkoneksi kepada Allah. "Ruh adalah yang bersemayam dengan diri kita yang bersifat batin yakni tidak nampak  dan merupakan fitrah daripada manusia yang menghubungkan koneksi kita kepada Allah Swt, beruntunglah orang mukmin yang senantiasa tazkiyyatun -- nafs ( mensucikan jiwa dan hatinya)" ungkapnya yang juga Da’i MUI.


Baca juga : Nilai-nilai Islam Dalam Perjuangan Islam


Konsep kebahagiaan bukan selalu pada harta yang dimiliki. "Banyak sejarah mencatat bahwa banyak orang yang mempunyai banyak harta namun tidak menjamin sebuah kebahagiaan, sebagaimana termaktub dalam  kitab " Mizan Al-'amal" konsep kebahagiaan berasal dari hati yang senantiasa bersyukur dengan nikmat yang telah diberikan, " lanjutnya.


Deni Darmawan bersama mahasiswa Eksyar Unpam (dokpri)



Deni menjelaskan, bahwa harta tidak akan kita bawa menghadap kepada Allah, melainkan amal ibadah dan hati yang bersih.  “Sebagaimana Qs. Asy-Syu'ara : 89 yang artinya Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, ayat ini menyikapi bahwa untuk merasakan panggilan Allah dengan penuh keihklasan dengan biqalbin salim (Hati yang bersih)," tegas Deni yang juga penulis buku religi dan literasi.


Puasa Ramadan merupakan ibadah yang mendidik kita untuk senantiasa berlaku jujur dalam setiap perkara karena penerapannya yang tidak tampak seperti ibadah yang lainnya, dan juga disertai dengan keistiqamahan karena "sebaik-sebaiknya perkara ialah yang berkelanjutan" tutup Deni. 


Baca juga : Deni Darmawan Menjadi Narasumber Matsama di Mts Mathaul Anwar


Setelah pemaparan materi selesai, dibukalah sesi pertanyaan yang diisi oleh Mahasiswa Ekonomi Syariah sebanyak 3 pertanyaan dari Rahmat Dana, Rifki Ali dan, Fahmi shidiq, kemudian ditutup oleh Elsa selaku moderator.

 

Kontributor : Muhammad Fahmi Shidiq ( Mahasiswa semester 2 Ekonomi Syariah-Unpam)


Sumber berita : www.kompasiana.com silahkan klik disini







Read More